Hutama Karya rajut nadi ekonomi Suwarnadwipa

id Hutama karya, tol Pekanbaru Dumai, Sumatera

Hutama Karya rajut nadi ekonomi Suwarnadwipa

Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan jalan tol Pekanbaru Dumai, akhir Februari 2020 lalu. (ANTARA/Anggi Romadhoni)

Pekanbaru (ANTARA) - Anthony Reid, sejarawan Selandia Baru dalam bukunya An Indonesia Frontier: Acehnese and Other Histories of Sumatra (2004) menuliskan bahwa Sumateramerupakan pulau kaya penuh rahasia.

Dia juga menjuluki Sumatera sebagai Suwarnadwipa atau tanah emas pengawal gerbang menuju harta Asia Tenggara.

Sumatera, pulau ke enam terbesar di dunia sejak lama dikenal menyimpan berjuta pesona. Namun sayang, geliat perkembangan belum terajut mesra antara satu dengan provinsi lainnya.

Mulai dari Bakauheni Lampung hingga Tanah Rencong Nangroe Aceh Darussalam berjalan sendiri seolah terpisah gagahnya gugusan Bukit Barisan dan terjalnya pegunungan.

Alhasil, Sumatera kalah gesit dengan daratan semenanjung Malaya. Negeri Jiran itu sadar bahwa koneksi menjadi kunci. Perpindahan barang dan orang yang cepat via "Lebuh Raya" atau jalan tol dalam dialek Malaysia adalah nadi semenanjung untuk bersaing dengan tetangga kecilnya, Singapura.

Sumatera seharusnya bisa melakukan hal yang sama. Hamparan hijau sawit, bauksit, timah, minyak dan gas bumi serta bentangan alam kelas priyayi merupakan anugerah terindah Ibu Pertiwi bagi 57 juta penduduk di pulau yang menjadi wajah terdepan Indonesia tersebut.

Untuk menghilangkan ketertinggalan itu, maka lahirlah Peraturan Presiden Nomor 100 tahun 2014 yang kemudian diperbarui menjadi Peraturan Presiden Nomor 117 tahun 2015.

Perpres itu seolah membuat Sumatera tersadar dan siap bangun dari tidur panjangnya. Pulau yang juga dijuluki Andalas itu bersiap menjadi lokomotif baru ekonomi serta meningkatkan daya saing bangsa di mata dunia.

Perpres tersebut mengatur tentang pembangunan secara masif Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Sebuah mahakarya yang akan menembus batas-batas hambatan, terjalnya pegunungan dan lebatnya hutan Sumatera serta menerabas sulitnya perizinan.

Salah satu BUMN konstruksi tertua Indonesia PT Hutama Karya (Persero) yang baru merayakan ulang tahunnya ke-59 mendapat mandat terhormat sekaligus tantangan berat. Sepanjang 2.974 kilometer jalan tol terdiri dari 27 ruas akan menjadi penyambung nadi ekonomi Sumatera sekaligus mega proyek yang harus dijawab tuntas.

Waktu berlalu, kerja keras tak kenal waktu. Hingga kini, total jalan tol yang telah beroperasi sebanyak enam ruas dengan panjang 469 kilometer. Sementara yang masih tahap konstruksi sembilan ruas sepanjang 495 kilometer.

Kemudian dalam persiapan konstruksi sebanyak enam ruas dengan panjang 740 kilometer dan sisanya masih dalam rencana sebanyak 11 ruas sepanjang 1.270 kilometer. Seluruhnya diproyeksikan selesai pada 2024 mendatang.

Ribuan kilometer jalur tanpa hambatan digesa secara terstruktur. Berbagai rintangan diselesaikan dengan perhitungan matang. Tak ada kata terlambat untuk menghapus ketertinggalan.

Pemerintah terus berusaha menggali potensi memaksimalkan kemampuan terpendam dan merajut pulau yang berhadapan dengan jalur laut tersibuk di dunia, Selat Malaka.

Jelas, pembangunan jalan tol melewati belantara lebatnya hutan terjalnya perbukitan Sumatera serta rapuhnya gambut bukan pekerjaan mudah. Belum lagi persoalan satwa seperti kawanan gajah Sumatera hingga menyangkut masalah bisnis internal rate of return (IRR) yang tak sebanding dengan biaya pembangunan membuat investor tak terkesan.

Hal itu diakui oleh Presiden Joko Widodo. Dalam beberapa kesempatan, Presiden mengatakan pembangunan tidak harus menunggu IRR tinggi. Justru sebaliknya, keberadaan jalan tol akan meningkatkan perekonomian sehingga IRR akan terkerek naik, meski dalam hitung-hitungan perusahaan berarti tantangan.

IRR merupakan parameter pengukuran analisa suatu proyek atau investasi. Pengukuran ini sering digunakan untuk menghitung tingkat keuntungan suatu investasi.

Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan sejatinya perkembangan industri konstruksi mempunyai peran strategis sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

Untuk itu, Hutama Karya yang pada 2020 ini mengusung semangat Menghubungkan Kebaikan untuk Indonesia Maju, kata Bintang, akan menjawab semua tantangan itu dalam upaya merangkai kota-kota di Indonesia, terutama melalui proyek strategis tol Sumatera.

“Ini juga menjadi optimisme dan harapan kami agar dalam setiap karya yang kami dibangun sarat manfaat, sejalan dengan visi pemerintah yakni untuk mewujudkan Indonesia Maju,” katanya.

Membentuk Peradaban

Presiden Joko Widodo memberikan atensi besar terkait pengembangan tol Sumatera. Kepala negara tak pernah bosan untuk sekedar meninjau langsung dan memberikan masukan penyelesaian setiap masalah pembangunan jalan tol yang menjadi impian masyarakat tersebut.

Pada November 2019, senyum Presiden merekah renyah menggoreskan lembah tajam di keningnya kala meresmikan ruas tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung sepanjang 189 kilometer. Ruas tol ini merupakan yang terpanjang yang pernah diresmikan Presiden Jokowi.

Peresmian itu menjadi tonggak sejarah krusial bagi Hutama Karya dan Hutama Karya Infrastruktur untuk menyambungkan lebih banyak kota di Sumatera. Raut wajah optimis Sang Presiden jelas menggambarkan hal itu.

Pembangunan jalan tol tak hanya sekedar unjuk kebolehan kemampuan perencanaan konstruksi anak bangsa. Lebih dari itu, Presiden mengatakan pembangunan tol memiliki banyak arti dan manfaat. Seperti menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru dan menciptakan perbaikan jaringan logistik yang lebih baik.

Presiden berharap para kepala daerah bisa memanfaatkan hal tersebut dengan menyambungkan jalan tol ke berbagai titik pertumbuhan ekonomi.

"Menyambungkan ke kawasan-kawasan wisata, ke sentra-sentra produksi perikanan, perkebunan, pertanian sehingga muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru. Termasuk juga ke zona-zona industri, semuanya," ujarnya.

Presiden Jokowi juga rajin meninjau dan melihat langsung perkembangan pembangunan. Pada akhir Februari 2020 lalu, Presiden Jokowi secara khusus terbang ke Riau dan Provinsi Acehguna melihat langsung perkembangan tol.

Hutama Karya terus melanjutkan pembangunan jalan tol dengan protokol keselamatan akibat ancaman wabah Corona. (ANTARA/Anggi Romadhoni)
Di Pekanbaru, Presiden menyaksikan betapa rapi dan terukurnya pembangunan tol Pekanbaru-Dumai (Permai). Tol itu merupakan yang pertama di Bumi Lancang Kuning yang menghubungkan ibu kota provinsi Riau dengan kota industri dan pelabuhan, Dumai.

Dengan mengenakan setelan kemeja putih diselimuti rompi bertuliskan Indonesia Maju berwarna biru dengan celana panjang kain hitam dipadukan sepatu kets, Presiden didampingi Bintang dan para menterinya mengatakan kehadiran ruas Permai akan memberikan nafas baru berbagai sektor ekonomi di Riau dan pesisir Sumatera.

Indonesia Infrastructure Finance (IFF) mengkaji Riau berpotensi mendapat tambahan rerata produk domestik regional bruto (PDRB) hingga Rp132 triliun per tahun. Kemudian jumlah tenaga kerja terserap hingga 187 orang hingga 2040 mendatang serta pendapatan tenaga kerja hingga Rp24 triliun setia tahunnya dalam rentang waktu hingga 2048.

Secara umum, proyek JTTS juga akan menurunkan biaya logistik di Sumatera hingga mampu menekan harga barang dan secara langsung meningkatkan perekonomian regional.

Sektor properti dan konstruksi misalnya akan mengalami penurunan biaya hingga 37 persen, sektor pertanian 32 persen, transportasi 30 persen serta manufaktur juga diuntungkan dengan biaya lebih rendah hingga 29 persen.

"Kita harapkan dengan kesiapan infrastruktur ini semuanya lebih cepat. Pengiriman logistik, mobilitas orang dan barang lebih cepat. Itu nanti keliatan dalam index competitiveness Indonesia juga meningkat," kata Presiden seraya mengatakan tol Permai siap digunakan saat lebaran mendatang.

Menghubungkan Kebaikan

Jalan Tol Trans Sumatera atau JTTS di Ruas Pekanbaru-Dumai akan memiliki terowongan gajah pertama di Indonesia. Nantinya akan ada lima terowongan yang khusus diperuntukkan bagi perlintasan satwa di kawasan tersebut.

Hingga kini, pembangunan terowongan perlintasan satwa bongsor yang mendiami beberapa kantong gajah itu terus berlangsung.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya, mengatakan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam pengerjaan proyek strategis nasional, yang masuk ke dalam kawasan hutan maupun habitat satwa dilindungi.

Khusus di Riau, pengerjaan tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilometer harus aman dan tidak mengganggu pergerakan gajah sumatera (elephas maximum sumatrensis).

“Untuk proyek strategis nasional yang tak bisa dihindari harus belah kawasan maupun habitat satwa, harus ada terowongan atau underpass atau flyover. Malahan bila perlu ada yang dipagari juga,” katanya.

Perlintasan pertama berada di Sungai Tekuana yang lokasinya berdekatan dengan Jalan Tol Permai Seksi 2 (Minas-Kandis Selatan), yang mana posisinya tidak jauh dari Pusat Latihan Gajah Minas di Kabupaten Siak. Di kawasan itu terdapat sedikitnya 13 gajah sumatera liar.

Sedangkan lima perlintasan lainnya berada di Jalan Tol Seksi 5 (Kandis Utara-Duri Selatan), dekat dengan Suaka Margasatwa Balai Raja.

Senior Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan menuturkan pembangunan terowongan khusus untuk gajah dilakukan agar mamalia yang terancam punah tersebut dapat tetap bebas berkeliaran dan melintas di habitatnya, dan tidak mengganggu pengguna jalan tol.

Hingga medio April 2020 ini, progres pembangunan Tol Permai rata-rata telah mencapai 96 persen dengan pengadaan lahan yang sudah mencapai 100 persen.

“Saat ini tol Permai seksi 5 (Duri Selatan – Duri Utara) progresnya sudah 99 persen dan hanya meninggalkan pemasangan erection girder akhir saja,” tutur Fauzan.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa meski di tengah wabah COVID-19 ini, pembangunan tol Permai tetap berjalan dan cukup progresif.

“Tol ini sudah mau selesai, jadi kita masih berkomitmen sesuai jadwal. Namun, tentu kita terapkan protokol kesehatan yang ketat buat teman-teman proyek. Tidak ada penambahan pekerja dari luar untuk kontraktor, tidak boleh ada lembur, pembagian jadwal shift pekerja proyek yang jelas, hingga pengecekan suhu tubuh di setiap pergantian shift,” ujarnya.

Sebelumnya Tol Permai Seksi 1 (Pekanbaru – Minas) telah dibuka secara fungsional pada musim mudik natal dan tahun baru (Nataru) 2019 silam, dengan volume kendaraan mencapai 40.518 kendaraan golongan I (Non Bus).

Selain itu, operasional jalan tol ini nantinya akan menyingkat waktu tempuh antara Kota Pekanbaru dan Dumai dari yang semula tujuh jam menjadi dua jam dengan kecepatan rata-rata 60 kilometer per jam.

Fauzan menjelaskan tol Permai akan dilengkapi dengan sepuluh tempat istirahat dan pelayanan (TIP). Akan sangat indah jika para pengendara berisitirahat turut dapat mengamati gajah-gajah liar yang melintas.

Terang saja, hadirnya Tol Permai diharapkan dapat mendorong pemerataan ekonomi di tanah Riau hingga menjadi penghubung kegiatan ekonomi antara Sumatera dan ASEAN.

Keberadaan tol yang ramah dengan alam juga menjadi semangat bagi Hutama Karya untuk terus menghubungkan kebaikan demi menjalin nadi-nadi ekonomi hingga menjadi kekuatan baru bagi negeri ini.