Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak  400-an  pekerja  korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)  di Riau, mendapatkan pendidikan vokasi  dari Badan Pelenggaran Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek)  setempat.

"400 pengangguran korban PHK itu target hingga akhir tahun 2019," kata  Kepala BPJamsostek  Kantor Cabang Pekanbaru Kota Mias Muchtar  usai  acara pembukaan "program piloting pelatihan vokasi BPJS Ketenagakerjaan " vokasi Indonesia bekerja. di  Pekanbaru, Selasa.

Mias menjelaskan, tujuan vokasi ini sesuai amanah UU  guna  menciptakan tenaga kerja siap pakai.  Meningkatkan  keterampilan tenaga kerja khususnya mereka yang terdampak  PHK sehingga menambah kompetensi eks anggota BPJamsostek.

Menurutnya, dengan menggandeng mitra LPK, BPJamsostek sejauh ini  sudah membuka dua kelas vokasi bagi peserta korban PHK.

"Karena ini masih piloting, maka bidang yang divokasi baru dua yakni desain dan boga. Kalau ini memberikan manfaat maka akan dilanjutkan," ujar Mias.

Mias berharap lewat vokasi tersebut, tenaga kerja yang alami PHK bisa menambah keterampilan, dengan  harapan mereka akan dapat bekerja kembali dengan kompetensi baru, atau dapat membuka usaha dan lapangan ketenagakerjaan baru hingga menyerap pengangguran.

Sementara itu Asisten Deputi Direktur Bidang Kepesertaan  BPJamsostek  Wilayah Sumbarriau Eko  Yuyulianda menambahkan, 
untuk tahun 2019 ini program piloting vokasi dilakukan di  33 kantor cabang provinsi se Indonesia.

"Khusus wilayah Sumbarriau dilakukan pada tiga daerah yakni Pekanbaru, Tanjung Pinang dan Sumbar," ujar Eko  Yuyulianda.

Ia berharap tahun depan akan bertambah jumlahnya jika program piloting tersebut berhasil dan bagus.

"Ia yakin menjelang akhir tahun target peserta vokasi 400  akan tercapai," imbuhnya.

 Ia menambahkan syarat untuk menjadi peserta vokasi di antaranya,  minimal 12 bulan kepesertaan BPJamsostek, usia maksimal 40 tahun, dan sudah berhenti bekerja minimal  satu bulan, dan terdaftar di minimal tiga program. 

"Peserta bebas biaya alias gratis," ujarnya.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan Riau H jonli S.Sos M.Si mengucapkan terimakasih kepada BPJamsostek yang telah memberikan vokasi bagi korban PHK di Riau.

"Kami sangat mendukung sekali karena dalam meningkatkan kompetensi  pekerja vokasi sangat diperlukan," ujar  H jonli S.Sos M.Si.

Ia menegaskan salah satu  program Disnaker bagaimana bisa menekan angka pengangguran dan kemiskinan. 
Upaya ini harus ada tolok ukurnya dengan adanya pelatihan-pelatihan, pembinaan LPK.

"Makanya kami harapkan vokasi ini berlanjut terus hingga mendatang," pungkasnya.

Sekedar informasi peserta vokasi mendapat pelatihan  selama dua minggu, mulai dari   teori lalu praktek langsung. Setelah itu akan mendapatkan sertifikat.

Baca juga: BPS: Pengangguran di Riau didominasi lulusan SMK, kok bisa?
Baca juga: 14 ribu warga Mataram menganggur, didominasi para pemuda



 

Pewarta : Vera Lusiana
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2025