Siak, Riau (ANTARA) - Empat orang Anak Buah Kapal Tongkang BG Maju Lancar ditemukan tewas karena terjebak di dalam bunker kapal bermuatan pasir tersebut di Pelabuhan Kawasan Industri Tanjung Buton, Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak, Jumat
"ABK kapal empat orang dari Jawa Timur. Kita ikut bantu evakuasi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan pusat kesehatan masyarakat terdekat," kata Camat Sungai Apit, Wahyudi dihubungi dari Siak.
Berdasarkan informasi dari Anggota Karantina Pelabuhan Sungai Apit, Yudi Wirdanto, saat itu keempat korban sedang melakukan perbaikan dan pembersihan bunker kapal. Pada pukul 11.45 WIB kempat korban diketahui dalam keadaan meninggal dunia oleh ABK lainnya.
Awalnya kapten kapal berinisiatif menolong menggunakan tabung oksigen dan satu orang berhasil dievakuasi atas nama Muhammad Ishak. Namun selanjutnya tidak berani lagi untuk mengevakuasi,
karena bunkernya berbentuk lorong yang panjang.
Pihak kapal kemudian meminta bantuan
Kantor pencarian dan Pertolongan Pekanbaru atau Basarnas. Kepala Basarnas Pekanbaru, Amiruddin melalui Kasubsi Ops dan Kesiapsiagaan Jecky Chan memberangkatkan satu tim menuju lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi.
Humas Basarnas Pekanbaru, Kukuh Widodo menyampaikan bahwa pihaknya sudah berhasil mengevakuasi tiga korban lainnya. Semuanya dalam keadaan meninggal dunia dan saat ini sedang dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Siak
"Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi keempat jenazah korban dan saat ini dibawa ke RSUD Siak menggunakan ambulans untuk diotopsi," ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa korban diduga terpapar gas beracun yang ada di dalam bunker kapal. Seharusnya apabila melakukan pembersihan harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk keamanan.
"Itu di dalamnya ada masuk air, jadi hendak di bersihkan oleh ABK. Kalau panas tentunya mengeluarkan karbon monoksida dan membahayakan manusia," tambahnya.
"ABK kapal empat orang dari Jawa Timur. Kita ikut bantu evakuasi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan pusat kesehatan masyarakat terdekat," kata Camat Sungai Apit, Wahyudi dihubungi dari Siak.
Berdasarkan informasi dari Anggota Karantina Pelabuhan Sungai Apit, Yudi Wirdanto, saat itu keempat korban sedang melakukan perbaikan dan pembersihan bunker kapal. Pada pukul 11.45 WIB kempat korban diketahui dalam keadaan meninggal dunia oleh ABK lainnya.
Awalnya kapten kapal berinisiatif menolong menggunakan tabung oksigen dan satu orang berhasil dievakuasi atas nama Muhammad Ishak. Namun selanjutnya tidak berani lagi untuk mengevakuasi,
karena bunkernya berbentuk lorong yang panjang.
Pihak kapal kemudian meminta bantuan
Kantor pencarian dan Pertolongan Pekanbaru atau Basarnas. Kepala Basarnas Pekanbaru, Amiruddin melalui Kasubsi Ops dan Kesiapsiagaan Jecky Chan memberangkatkan satu tim menuju lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi.
Humas Basarnas Pekanbaru, Kukuh Widodo menyampaikan bahwa pihaknya sudah berhasil mengevakuasi tiga korban lainnya. Semuanya dalam keadaan meninggal dunia dan saat ini sedang dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Siak
"Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi keempat jenazah korban dan saat ini dibawa ke RSUD Siak menggunakan ambulans untuk diotopsi," ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa korban diduga terpapar gas beracun yang ada di dalam bunker kapal. Seharusnya apabila melakukan pembersihan harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk keamanan.
"Itu di dalamnya ada masuk air, jadi hendak di bersihkan oleh ABK. Kalau panas tentunya mengeluarkan karbon monoksida dan membahayakan manusia," tambahnya.