Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Australia, Selasa, mengadakan Program Pertukaran Tokoh Muda Muslim (MEP) dalam rangka memperkukuh saling pengertian dan hubungan antara masyarakat Muslim negara tersebut dengan Indonesia.

"Sangatlah penting bagi para delegasi untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada Australia mengenai peran agama di Indonesia dan berbagi pandangan tentang berbagai masalah," kata Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, dalam siaran pers.

Ia berharap hal itu akan memberi sumbangsih pada pemahaman yang lebih baik di Indonesia tentang kemajemukan budaya yang luas dalam masyarakat Muslim Australia yang terdiri atas sekurangnya 70 latar belakang etnis, termasuk dari Indonesia.

"Islam di Australia merupakan kisah yang dinamis serta berevolusi dengan sejarah yang kaya, dan yang telah memberikan sumbangsih besar pada keberhasilan Australia kontemporer yang multibudaya," tutur Dubes.

Para delegasi dari program pertukaran bilateral yang berjalan pada tanggal 31 Mei hingga 13 Juni 2010 di Australia ini merupakan delegasi terakhir dari Indonesia ke Australia, program yang berlangsung dari Maret-Juni 2010.

Delegasi tokoh Muslim muda Indonesia yang beranggotakan Bayu Jatmiko dari Sulawesi Utara, Muhammad Irsyadul Ibad dari Yogyakarta, dan Mi`rajurahhman dari Kalimantan Selatan akan mengunjungi Melbourne, Sydney, dan Canberra.

Dalam kesempatan itu, para tokoh yang bermunculan pada masyarakat Muslim Indonesia akan terlibat dengan tokoh masyarakat, pendidikan, dan agama, para akademisi, pejabat pemerintah, dan perwakilan media untuk bertukar pikiran mengenai hubungan Australia-Indonesia.

Mereka juga akan mengadakan cara nonton khusus "You Am I" oleh para seniman/wati Muslim Australia di Melbourne dan bertemu dengan anggota dari organisasi Islam utama di Victoria, Islamic Council of Victoria (ICV).

Pada tanggal 16 hingga 30 Mei 2010, lima tokoh Muslim muda dari Australia melakukan kunjungan balasan ke Indonesia untuk belajar secara langsung tentang masyarakat Indonesia yang majemuk, demokratis, dan toleran.

Program Pertukaran Muslim ini dibentuk oleh Pemerintah Australia melalui Lembaga Australia-Indonesia (AII) pada 2002. Selama dua dasa warsa, AII telah melakukan peran yang unik dan vital dalam membangun persahabatan dan pemahaman antara Australia dan Indonesia melalui proyek-proyek seni, musik, pendidikan, kepemudaan, masyarakat madani, antar-agama, media, dan olahraga.

Kontak Islam dengan Australia berlangsung sebelum pemukiman Eropa terbangun, yakni pada abad ke-16 ketika para pedagang dan nelayan Makassar berbagi kehidupan dengan penduduk Asli di sepanjang Australia utara.(*)

(TZ.KR-IFB/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010