Bandara Piobang di Limapuluh Kota yang sangat jauh dari pantai dan berada di lokasi dengan risiko gempa yang kecil bisa menjadi alternatif itu,
Padang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) butuh bandara alternatif di daerah yang relatif aman bencana sebagai salah satu bentuk langkah mitigasi bencana seperti gempa dan tsunami.

"Sekarang ada beberapa bandara di Padangpariaman, Pasaman dan Mentawai. Tetapi semua berada di sekitar pantai. Jika terjadi tsunami kemungkinan tidak bisa digunakan. Perlu ada alternatif," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit di Padang, Senin.

Ia menyebut bandara Piobang di Limapuluh Kota yang sangat jauh dari pantai dan berada di lokasi dengan risiko gempa yang kecil bisa menjadi alternatif itu.

Karena itu ia mendukung jika Bandara Piobang yang pernah digunakan pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) itu diaktifkan kembali oleh TNI AU.

"Pada beberapa simulasi bencana, jika terjadi gempa 8,8 SR di Sumbar, tsunami bisa berdampak hingga 2,5 kilometer ke darat. Semua bandara yang ada saat ini akan lumpuh. Jika ada bandara alternatif, bantuan bisa masuk lebih cepat sehingga korban bisa diminimalkan," ujarnya.

Apalagi kalau bandara itu juga bisa dibuka untuk umum, tentu akan lebih baik lagi karena Limapuluh Kota dan sekitarnya memiliki potensi wisata yang luar biasa.

Jarak dengan daerah tetangga seperti Payakumbuh, Bukittinggi, Tanah Datar bahkan Pasaman juga relatif dekat.

Bandara Piobang terletak di Nagari Piobang Kabupaten Limapuluh Kota dan merupakan salah satu saksi sejarah di Ranah Minang. Wakil Presiden Moh Hatta disebut pernah beberapa kali mendarat di bandara itu.

Asisten Potensi Dirgantara, Marsekal Muda TNI Iman Sudrajat saat mengunjungi Piobang, Kamis (28/3) menyebut pengaktifan kembali bandara itu butuh dorongan dari semua pihak terutama Pemda, DPRD dan Kementrian terkait.

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019