Gelombang tinggi di perairan NTT saat ini karena tekanan rendah yang terbentuk di Laut Sawu beberapa hari lalu, bergerak ke wilayah selatan dan sekarang menjadi siklon tropis Veronika
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan dan Geofisika (BMKG) menyatakan gelombang tinggi yang terjadi pada beberapa wilayah perairan laut di Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini, akibat siklon tropis Veronika (Tropical Syclon Veronika).

"Gelombang tinggi di perairan NTT saat ini karena tekanan rendah yang terbentuk di Laut Sawu beberapa hari lalu, bergerak ke wilayah selatan dan sekarang menjadi siklon tropis Veronika," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun El Tari Kupang, Ota Welly Jenni Thalo kepada Antara di Kupang, Kamis.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan adanya gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah wilayah perairan laut di provinsi berbasis kepulauan itu, selama dua hari terakhir ini.

Menurut dia, gelombang tinggi di wilayah Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur, Selatan Sumba, Laut Sawu pada Minggu (24/3) 2019 bisa mencapai 3,5 meter.

Sedangkan untuk wilayah perairan laut Samudra Hindia selatan NTT, tinggi gelombang mencapai 5.0 meter, katanya.

Selain itu, potensi gelombang setinggi 1,5-2,5 meter juga terjadi di wilayah perairan Laut Timor selatan NTT, Selat Sape, perairan laut selatan Kupang, Pulau Rote dan Selat Sumba.

Dengan kondisi gelombang laut yang cukup tinggi dibeberapa wilayah perairan laut di NTT, maka BMKG mengimbau masyarakat, untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayanan pada moda transportasi.

"Khususnya bagi nelayan dan kapal-kapal yang beraktivitas di sekitar wilayah yang berpotensi mengalami gelombang tinggi," katanya menambahkan.

General Manager ASDP Indonesia Fery Cabang Kupang, Burhan Zahim secara terpisah mengatakan, pihaknya telah menghentikan sementara pelayaran, terutama yang melintasi wilayah perairan laut Sawu. 

Baca juga: Siklon tropis Veronika landa wilayah NTT

Baca juga: Gelombang Di Perairan NTT Lima Meter

Baca juga: Dua kapal diterjang ombak kembali ke Kupang

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019