Singapura berhasil menurunkan angka kejadian kanker paru dengan meningkatkan usia boleh merokok dari 18 tahun menjadi 21 tahun baru boleh merokok
Jakarta (ANTARA News) - Dokter menyarankan masyarakat bisa mencegah kanker dengan mengurangi konsumsi rokok dan berjemur di pagi hari untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Direktur Medik Keperawatan RS Kanker Dharmais Nina Kemala Sari di Jakarta, Kamis, mengambil contoh negara Singapura yang berhasil menekan angka penderita kanker dengan kebijakan untuk mengurangi konsumsi rokok.

"Singapura berhasil menurunkan angka kejadian kanker paru dengan meningkatkan usia boleh merokok dari 18 tahun menjadi 21 tahun baru boleh merokok. Itu signifikan angka penurunan kanker parunya," kata Nina.

Dia juga mengatakan pengurangan konsumsi rokok, baik itu untuk perokok aktif maupun pasif juga berkaitan dengan penurunan angka kejadian kanker lainnya.

Selain itu, Nina juga sangat menganjurkan masyarakat menerapkan pola hidup sehat, terlebih untuk berolahraga di pagi hari agar mendapatkan sinar matahari pagi.

Dia menerangkan bahwa sinar matahari pagi yang juga terdapat vitamin D bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah berbagai penyakit tidak menular, termasuk kanker.

Nina menganjurkan agar masyarakat dapat memanfaatkan matahari pagi setidaknya selama 30 menit, dan minimal tiga kali dalam seminggu.

Nina menerangkan saat ini rata-rata kunjungan rawat jalan pasien kanker di RS Kanker Dharmais per bulan mencapai 10 ribu dengan pelayanan rawat inap sekitar 300 hingga 400 pasien setiap harinya. Jumlah itu disebutkan makin bertambah dari tahun-tahun sebelumnya. 

Baca juga: ARVI : Deteksi dini kanker maksimalkan kesembuhan
Baca juga: Sebagian besar pasien kanker payudara terlambat periksakan diri

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019