Jakarta (ANTARA News) - Perkembangan area kerja bersama atau coworking space yang diperkirakan akan terus berkembang pesat pada masa mendatang dinilai bisa menjadi pendukung pasar properti kantor yang mengalami stagnansi dalam beberapa tahun ke belakang.

"Coworking space itu sepanjang 2018 sangat aktif, bahkan bisa dibilang cukup mendominasi di 2018. Ini di luar ekspektasi karena mereka mengambil lahan cukup besar," kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto dalam paparan di Jakarta, Rabu.

Ferry menilai keberadaan coworking space justru akan melengkapi kebutuhan yang ada sekaligus mendorong keramaian di area tersebut.

Senior Associate Director Office Services Colliers International Indonesia Ricky Tarore menuturkan kepopuleran coworking space terjadi di semua negara.

"Coworking space banyak menampung perusahaan startup. Mereka masuknya penyewa besar dan ini tentu akan membantu pemilik tanah atau landlord," katanya.

Menurut Ricky, penyewaan lahan untuk coworking space akan membantu pemilik tanah untuk membiayai biaya pemeliharaan.

Pasalnya, lanjutnya, pemilik tanah tersebut dinilai membutuhkan paling tidak sekitar 65 persen okupansi di lahan mereka.

Seiring perkembangan startup, nantinya perusahaan rintisan tentu akan membutuhkan ruang yang lebih besar untuk mengelola usahanya sehingga pasar properti kantor pun bisa ikut bergerak.

"Nanti mereka berkembang bisa menyewa kantor yang lebih besar. Mereka akan bisa menciptakan permintaan baru, dan itu sudah terjadi," tuturnya.

Baca juga: GoWork hadirkan coworking space berkonsep "Work & Play" di Indonesia

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019