Lisabon, Portugal (ANTARA News) - Sebanyak 13 orang dikonfirmasi tewas dan 49 orang lagi cedera setelah satu pohon besar tumbang di Pulau Madeira, Portugal, sekitar tengah hari pada Selasa (15/8), demikian laporan media lokal.

Peristiwa tersebut terjadi di Bundaran Largo da Fonte di Permukiman Monte di Funchal, Ibu Kota Wilayah Otonomi Madeira, saat banyak orang berkumpul untuk prosesi agama Our Lady of the Mount.

Sepuluh orang meninggal seketika dan tiga orang lagi menghembuskan napas terakhir di rumah rumah sakit. Seorang anak dikonfirmasi termasuk di antara korban meninggal dan enam orang yang cedera dilaporkan berada dalam kondisi serius.

Pejabat Kesehatan Regional Pedro Ramos telah mengkonfirmasi bahwa lima warga negara Jerman, Prancis, Belanda dan Hongaria termasuk di antara orang yang cedera.

Belum diketahui mengapa pohon tersebut tumbang, lapor Xinhua.

Presiden Pemerintah Regional Miguel Albuquerque menolak untuk membuat spekulasi bahwa kondisi pohon itu buruk atau apakah peristiwa tersebut ada kaitannya dengan tumbangnya pohon lain tiga bulan lalu.

Ia mengatakan prioritas untuk saat ini ialah mendukung korban yang cedera dan keluarga korban, dan ia mengumumkan tiga hari berkabung di seluruh wilayah itu, mulai Rabu.

Warga setempat mengatakan kepada Kantor Berita Portugal Lusa bahwa pohon tersebut, pohon oak yang berusia 200 tahun, telah diikat dengan kabel logam selama dua tahun belakangan, tapi tak diikatkan pada apa pun, dan batangnya berongga.

Balai Kota Funchal telah mengkonfirmasi bahwa para ahli dijawalkan meneliti lokasi trategis pada Rabu dan mencari penyebabnya. Mereka bekerja sama dengan Lembaga Agronomi.

Satu sumber di Kantor Jaksa Agung memberitahu Lusa bahwa layanan kejaksaan umum telah mengajukan permohonan penyelidikan.

Perdana Menteri Portugal Antonio Costa menyampaikan belasungkawanya kepada korban dan Presiden Marcelo Rebola de Sousa terbang langsung ke pulau itu.

"Apa yang telah terjadi telah membuat saya terkejut. Saya benar-benar merasakannya. Perlu untuk mendukung warga Madeira," katanya.

"Pada saat ini, saat kepedihan, yang penting ialah memperlihatkan solidaritas, memberikan kenyamanan dan bersama dengan orang yang menderita," ia menambahkan.
(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017