Sorong (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Barat membangun rumah prasasti kebangsaan di Pulau Fani Kabupaten Raja Ampat, pulau terluar Indonesia yang perbatasan dengan negara tetangga, Palau.

Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw didampingi Panglima Komando Armada III Laksamana Muda TNI Irvansyah, Panglima Kodam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Gabriel Lema, dan Kapolda Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga secara resmi meletakkan batu pertama pembangunan rumah prasasti tersebut.

Baca juga: Papua Barat kibarkan bendera 77 meter di pulau terluar Indonesia

Penjabat Gubernur Paulus dalam rilis yang diterima di Sorong, Minggu, mengatakan pembangunan tersebut sebagai simbol bahwa pulau Fani adalah bagian dari kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dahulu pulau tersebut dikuasai oleh nelayan-nelayan dari Negara Palau, karena perjuangan para pendahulu, sehingga menjadi bagian dari kedaulatan NKRI.

Karena itu, kata dia, simbol negara ini agar negara-negara tetangga mengetahui bahwa pulau terluar itu bukan pulau kosong, tetapi ada pemiliknya dan ada kekuatan yang menjaganya.

Baca juga: Koarmada III kunjungi pasukan penjaga pulau terluar Papua

Baca juga: LIPI siapkan ekspedisi ke pulau terdepan Papua


Penjabat Gubernur berterima kasih kepada TNI Angkatan Laut serta masyarakat Kepulauan Ayau Raja Ampat yang menjaga pulau terluar Indonesia  tersebut.

"Pemerintah daerah akan membangun menara tinggi di Pulau Fani untuk mengibarkan bendera Merah Putih, sehingga dari kejauhan nelayan-nelayan negara tetangga seperti Palau dapat melihat bahwa pulau ini menjadi bagian kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tambah Waterpauw.

Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022