Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini bahwa sumber daya manusia (SDM) yang unggul akan membawa Indonesia mampu bersaing di industri ekonomi digital.

Karena itu, Presiden meminta lembaga pendidikan tinggi memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar program pendidikan yang ditetapkan oleh universitas.

“Berikan mahasiswa kesempatan untuk belajar kepada siapa saja, di mana saja. Belajar kepada dunia industri silakan, belajar kepada dunia perbankan silakan,” ujar Presiden Jokowi pada acara Dies Natalis ke-67 Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Bandung, Jawa Barat, Senin, sebagaimana keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden.

SDM unggul, kata Presiden, harus dipersiapkan karena ke depan, dunia akan bertransformasi menjadi hibrida, baik mengenai pengetahuan (hybrid knowledge), maupuan keterampilan (hybrid skill). Oleh sebab itu, mahasiswa harus dipersiapkan untuk selalu siap belajar dalam perubahan yang terus bermunculan.

“Semua mahasiswa, ke depan paham mengenai matematika, mengenai statistik, mengenai ilmu komputer, paham mengenai bahasa, bukan Inggris saja, tapi bahasa coding akan lebih penting nantinya,” ujarnya.

Presiden menyebutkan, Indonesia memiliki potensi besar di sektor ekonomi digital. Pasar digital Indonesia, bahkan tumbuh pesat jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Ia memprediksi, pada 2025, pasar digital Indonesia dapat meningkat hingga Rp2.100 triliun.

“Kita prediksi di 2025, pasar digital kita akan meningkat sampai di angka 146 miliar Dolar AS. Ini artinya potensinya Rp2.100 triliun,” kata Presiden.

Pemerintah terus melakukan pembangunan infrastruktur guna mendukung transformasi digital di Tanah Air. Pada Tahun 2021, pemerintah telah memulai proses konstruksi satelit multifungsi, Satelit Republik Indonesia (Satria-I). Selain itu, pembangunan stasiun pemancar juga telah mulai dilakukan di ribuan desa dan kelurahan guna mendukung akses jaringan 4G.

Baca juga: Menko Airlangga dorong transformasi digital dalam industri kesehatan

Selain transformasi ekonomi digital, Presiden mengatakan bahwa Indonesia memiliki modal besar untuk bertransformasi menuju ekonomi hijau dengan hasil produk hijau yang memiliki nilai tambah tinggi.

Baca juga: Kemenperin luncurkan Pusat Industri Digital Indonesia 4.0

“Potensi energi baru terbarukan kita 418 gigawatt, berarti 418 ribu megawatt, gede sekali. Kita memiliki sungai, ada 4.400 sungai yang kita miliki, ini bisa jadi tenaga air. Kita memiliki arus bawah laut, dua pertiga kita adalah laut. Kita memiliki geothermal (panas bumi) 29 ribu megawatt kita miliki, baru dipakai 2.000 megawatt, artinya masih ada 27 ribu megawatt,” kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Kemenperin inisiasi pembangunan Pusat Industri Digital Indonesia 4.0

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022