Jadi jangan dikendorkan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan kepatuhan masyarakat dalam disiplin menerapkan protokol kesehatan akan membuat aspek kesehatan dan ekonomi dapat berjalan bersama, kendati pandemi COVID-19 belum berakhir.

"Kalau kita amati sepertinya kita akan hidup lebih lama dengan virus ini. Enggak akan virus ini cepat hilang. Oleh karena itu, kita mesti membangun prokes yang bisa mengatur segala tata kehidupan kita sehari-hari, aman tapi juga tetap bisa beraktivitas agar perekonomian bisa berjalan," ujarnya saat menyampaikan keterangan pers yang dipantau secara daring dari Jakarta, Senin.

Pengaturan antara kesehatan dan perekonomian itu telah diterapkan di 180 pusat perbelanjaan/mal lewat pemasangan sistem teknologi digital pengecekan kesehatan dan vaksin COVID-19. Sistem pengecekan itu telah terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.

Menurut dia, sudah ada sekitar satu juta orang yang telah melakukan pengecekan melalui teknologi baru itu sebelum mereka masuk pusat perbelanjaan.

Ke depan, sistem teknologi digital kesehatan tersebut akan diterapkan di sektor industri, transportasi, baik darat, laut, maupun udara, keagamaan, pendidikan, dan pariwisata.

"Jadi kehidupan kita sehari-hari akan di-adjust (disesuaikan) prokesnya dengan menerapkan teknologi digital," kata dia.

Baca juga: Menkes targetkan capai 100 juta suntikan vaksin hingga akhir Agustus

Budi mengatakan upaya memutus rantai penularan COVID-19 akan sia-sia jika pemerintah berjalan sendirian.

Maka dari itu, katanya, diperlukan upaya bersama agar pandemi COVID-19 ini bisa segera berakhir.

"Kita harus bekerja yang sama mengambil perannya masing-masing. Rakyat-pemerintah, muda-tua, miskin-kaya, orang Aceh-Jawa, kita harus berupaya sama-sama, karena tidak ada yang aman sampai semuanya selamat," kata dia.

Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan fokus mengendalikan pandemi COVID-19 agar laju penularan terus berada di bawah kapasitas pelayanan kesehatan nasional pada 2022 dengan mendorong penerapan protokol kesehatan, melakukan deteksi, dan melakukan vaksinasi.

Dalam RUU APBN 2022 yang dibacakan Presiden Jokowi, pemerintah menganggarkan belanja untuk sektor kesehatan sebesar Rp255,3 triliun atau 9,4 persen dari total belanja negara.

"Tiga strategi kesehatan ini, perubahan perilaku, deteksi, dan vaksinasi akan terus berjalan sampai pandemi berubah menjadi epidemi. Jadi jangan dikendorkan, tetap dibutuhkan meski kasus sudah menurun, bahkan mungkin menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari ke depan," katanya.

Ia mengatakan kasus COVID-19 aktif akan dikendalikan terus di bawah 600 ribu karena hanya 120 ribu dari 400 ribu tempat tidur di rumah sakit yang dapat dialokasikan untuk penderita COVID-19.

Baca juga: Menkes pastikan anggaran kesehatan 2022 teralokasi merata ke daerah
Baca juga: Menkes fokus mengendalikan penularan COVID-19 pada 2022


Ia mengatakan protokol kesehatan mesti terus diterapkan karena penggunaan masker saja sudah menurunkan potensi penularan COVID-19 hingga 90 persen. Angka testing dan pelacakan juga mesti terus ditingkatkan.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021