Kami mempunyai kebijakan yang jelas terhadap konten semacam ini, dan akan menegakkan kebijakan tersebut tanpa memandang jabatan politik seseorang maupun afiliasi partainya,
Wellington (ANTARA) - Facebook menutup akun partai politik Selandia Baru, Advance NZ, pada Kamis, dua hari menjelang hari pemungutan suara, karena membagikan unggahan yang disebut Facebook sebagai misinformasi mengenai pandemi COVID-19.

Laman Advance NZ, partai yang baru didirikan itu, dianggap telah melakukan pelanggaran berulang atas kebijakan misinformasi Facebook tentang virus corona, demikian menurut keterangan pihak Facebook.

"Kami mempunyai kebijakan yang jelas terhadap konten semacam ini, dan akan menegakkan kebijakan tersebut tanpa memandang jabatan politik seseorang maupun afiliasi partainya," kata Facebook.

Menanggapi hal ini, Advance NZ menyebut langkah Facebook merupakan bentuk campur tangan dalam pemilu.

"Ini adalah contoh sinis campur tangan dalam pemilu oleh platform media sosial milik Amerika yang tidak berhak melakukan operasi semacam itu di negara kita yang berdaulat," kata pemimpin Advance NZ, Billy Te Kahika, dalam sebuah pernyataan.

Partai tersebut memicu kontroversi dengan prinsip anti vaksinasi dan seruan untuk mengakhiri karantina wilayah terkait wabah COVID-19. Advance NZ menyebut angka rasio kematian akibat virus corona "tidak berbeda dengan influenza musiman."

Menurut jajak pendapat terbaru, Advance NZ diproyeksikan akan mendapat 1% suara, yang berarti tidak akan berdampak pada hasil akhir pemilu.

Sementara itu, Perdana Menteri Jacinda Ardern, yang juga pemimpin Partai Buruh, tengah berupaya mendapatkan jabatannya kembali untuk periode ke-2 dalam pemilu 17 Oktober nanti, dengan catatan keberhasilannya menangani wabah di negara berpenduduk lima juta jiwa itu melalui karantina wilayah dan pembatasan sosial.

Sumber: Reuters
​​​​​​​Baca juga: Cegah hoaks, Facebook juga hapus iklan antivaksin COVID-19
Baca juga: Facebook dan Twitter hapus unggahan Trump karena hoaks
Baca juga: Facebook larang iklan yang mendiskreditkan pemilu

Penerjemah: Suwanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020