Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memimpin operasi penegakan protokol kesehatan dan pemeriksaan untuk mendeteksi penularan COVID-19 di Taman Apsari Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (19/9) malam hingga Minggu dini hari.

Dalam operasi itu Risma mengelilingi Taman Apsari dari sisi timur menuju selatan, lalu ke sisi barat.

Di sisi barat Taman Apsari, Risma meminta aparat pemerintah kota untuk menutup semua jalan keluar taman supaya pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat untuk mendeteksi penularan COVID-19 bisa dilakukan pada orang-orang yang berada di taman tersebut.

"Ayo Satpol dan Linmas ditutup. Jangan boleh ada yang keluar. Ayo rapid (test) dulu," kata Wali Kota.

Operasi itu mengagetkan anak-anak muda yang berada di taman, beberapa berusaha meninggalkan taman namun gagal karena jalan keluar sudah ditutup dan dijaga oleh petugas. 

Tak lama setelah petugas menutup jalan ke luar dari taman, ada petugas yang membawa kursi dan meja ke area taman disusul petugas medis yang mengenakan baju hazmat.

Anak-anak muda yang sedang nongkrong di taman kemudian diminta duduk di kursi yang sudah diatur jaraknya untuk menunggu giliran menjalani pemeriksaan COVID-19. 

Wali Kota Risma mengatakan bahwa sebenarnya sasaran operasi pada Sabtu malam (19/9) bukan Taman Apsari, namun karena banyak anak muda yang terlihat nongkrong di taman itu operasi dialihkan untuk memeriksa orang-orang yang berkumpul di taman itu.

"Sebetulnya sasaranku bukan di sini, tapi setelah saya putar tadi, ternyata banyak sekali di sini. Akhirnya kita lakukan di sini," katanya.

Ia mengatakan bahwa kalau di antara orang-orang yang nongkrong di Taman Apsari ada yang terindikasi tertular virus corona dalam pemeriksaan awal maka pemeriksaan lanjutan langsung akan dilakukan untuk memastikan apakah yang bersangkutan tertular COVID-19. 

Mobil yang dilengkapi dengan perangkat pemeriksaan spesimen usap hidung dan tenggorokan pasien menggunakan metode PCR sudah disiagakan di sisi selatan Taman Apsari.

"Jadi, bagi yang reaktif langsung kami tes swab (usap) dan akan kami bawa untuk menjalani isolasi," kata Risma.

Wali Kota mengatakan bahwa operasi mendadak untuk menegakkan protokol kesehatan dan mendeteksi penularan COVID-19 akan terus dilakukan di Kota Surabaya untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.

Seorang warga Wonocolo yang sedang berada di Taman Apsari, Amrullah, mengaku kaget ketika melihat Wali Kota datang dan memimpin pemeriksaan COVID-19. Ia ikut menjalani pemeriksaan karena tidak bisa keluar dari taman.

"Akhirnya ya pasrah aja ikut tes. Sebenarnya ini bagus sih untuk memutus penyebaran COVID-19 ini. Saya sih mendukung karena ini memang demi kebaikan," katanya.

Dalam pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat untuk mendeteksi penularan COVID-19 di Taman Apsari ada setidaknya delapan orang yang menunjukkan indikasi tertular virus corona.

Mereka langsung diminta menjalani pemeriksaan sampel usap hidung dan tenggorokan untuk memastikan apakah mereka benar terserang COVID-19.

Baca juga:
Surabaya gelar pemeriksaan COVID-19 dari rumah ke rumah
Razia protokol kesehatan di Surabaya dilakukan siang dan malam

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020