Mudah-mudahan pertumbuhan ekonomi 7,2 persen seperti yang lalu bisa kembali kita capai
Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) optimistis dapat melakukan percepatan pemulihan ekonomi dan mengalami pertumbuhan hingga 6 persen pada tahun 2021.

Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani menyampaikan upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masa pandemi ini berfokus pada stimulus meningkatkan ekspor dan investasi.

“Target di tahun 2021 perekonomian Sulsel bisa tumbuh sebesar 6 persen," kata Abdul Hayat pada Webinar FEB Universitas Hasanuddin bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, Kamis.

Hayat menyebutkan, saat ini pertumbuhan nilai ekspor Sulsel selama pandemi berada di angka 14,23. Lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang hanya mencapai 5,96 persen.

"Artinya kita sudah mulai kuat, sudah ada pergerakan, mudah-mudahan pertumbuhan ekonomi 7,2 persen seperti yang lalu bisa kembali kita capai," kata Hayat optimistis.

Ia menjelaskan, pertumbuhan nilai ekspor di Sulsel tidak terlepas dari Program Direct Export yang dapat menyingkat waktu pengiriman dan biaya operasional. Pertumbuhan ekspor itu juga didukung perjanjian kerja sama antara Sulsel dan negara-negara tujuan ekspor.

Hayat juga menekankan perlunya sinergi antara perguruan tinggi untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul yang siap, dunia usaha, serta peran aktif pemerintah.

"Untuk membangun ini diupayakan penguatan SDM dengan mendorong pendidikan, dunia usaha, jawaban dari ini adalah kampus harus kuat, dunia usaha harus kuat, dan pemerintah memediasi dengan kuat,” kata Hayat pula.
Baca juga: Aktivitas Pelindo IV dorong pertumbuhan ekonomi Sulsel cenderung turun
 

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto menyebutkan fokus utama pemerintah untuk memulihkan ekonomi di masa pandemi adalah menekan peningkatan pengangguran dan kemiskinan.

"Pemerintah melakukan kegiatan utama untuk ekonomi dengan mengerem peningkatan pengangguran dan kemiskinan," ujar Airlangga.

Upaya ini, kata Airlangga, dilakukan dengan menggiatkan ekonomi digital yang dinilai potensial membuka lapangan usaha baru bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan di masa pandemi ini.

Ia menyebutkan, meski terjadi penurunan drastis pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi minus 3,4 persen hingga 4,8 persen, namun pemerintah tetap optimistis nilai ini dapat terus ditekan hingga ke angka positif satu.

Hal itu terlihat dari semakin membaiknya pasar uang di akhir Maret dan April mengalami krisis di angka Rp16.500, per hari ini telah berada di nilai Rp15.888. Diikuti dengan sentimen pasar yang cukup positif dengan memasuki indeks di nilai Rp5.000.

Karena itu, ia menyebutkan prediksi pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2021 bisa mencapai nilai positif.

Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA Dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan webinar dengan topik pembahasan yang strategis ini.

“Optimisme menjadi hal utama dalam upaya pemulihan ekonomi pascapandemi. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat melahirkan rasa optimis masyarakat luas terhadap perekonomian Indonesia setelah mendengarkan beberapa upaya kebijakan pemerintah untuk melakukan penguatan ekonomi masyarakat,” kata Prof Dwia Aries.
Baca juga: Pemprov Sulsel fokus dampak ekonomi dan jejaring sosial

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020