Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan pihaknya sudah bisa memproduksi perangkat tes cepat COVID-19 hingga 100 ribu unit dan akan meningkat menjadi satu juta unit pada Agustus 2020.

"Hilirisasi produk melalui Pusat Pelayanan Teknologi BPPT. Masyarakat bisa mendapatkannya dengan harga Rp75 ribu," kata Hammam dalam bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang diikuti melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Rabu.

Hammam mengatakan perangkat tes cepat yang dinamakan RI-GHA COVID-19 tersebut dikembangkan BPPT bersama Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, dan PT Hepatika Mataram melalui Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19.

Baca juga: BPPT: 20.000 unit RDT Kit IgG/IgM diproduksi pekan ini
Baca juga: Mobile Laboratorium BSL-2 Indonesia dalam mendukung deteksi COVID-19


RI-GHA COVID-19 mendeteksi antibodi IgG dan IgM COVID-19 yang praktis dengan sensitivitas IgM 96,8 persen dan IgG 74 persen dan spesifisitas IgM 98 persen dan IgG 100 persen.

"Uji validasi menggunakan virus yang ada di Indonesia terhadap 10.000 orang yang memerlukan tes cepat," tuturnya.

Selain RI-GHA COVID-19, BPPT juga telah berhasil membuat sejumlah alat kesehatan lain, yaitu Emergency Ventilator, PCR Test Kit, Rapid Detection Kit, Artificial Intelligent untuk Diagnostik COVID-19, dan Mobile Lab Bio Safety.

Produk-produk tersebut merupakan inovasi produk dalam negeri melalui Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19.

Melalui Task Force tersebut, BPPT mengajak para pemangku kepentingan untuk menghasilkan produk inovasi yang bisa diproduksi di dalam negeri untuk menangani COVID-19, antara lain akademisi dan industri.

Baca juga: BPPT akan luncurkan citra medik untuk deteksi COVID-19
Baca juga: BPPT-IDI-IABIE luncurkan aplikasi pengawasan Covid-19 lindungi dokter
Baca juga: PTDI serahkan Ventilator Indonesia ke rumah sakit di Bandung

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020