Jakarta (ANTARA) - Volkswagen menarik unggahan di halaman Instagram resminya untuk iklan VW Golf yang diakui rasis dan menghina, dengan mengatakan akan menyelidiki bagaimana hal itu terjadi, dilaporkan Reuters, Kamis.

Perusahaan mobil Jerman, yang reputasinya telah ternoda dalam lima tahun terakhir setelah mengakui kecurangan dalam uji emisi diesel, mengatakan tidak menoleransi segala bentuk rasisme.

Baca juga: Penjualan mobil listrik Eropa justru melonjak saat corona

Baca juga: Kembali berproduksi, VW buat animasi virus corona

Iklan di Instagram menampilkan tangan-tangan besar pucat yang kelihatannya mendorong dan kemudian menjentikkan seorang pria kulit hitam untuk menjauh dari VW Golf kuning baru nan mengkilap yang diparkir di jalan.

Sebuah televisi Jerman mencatat bahwa tangan itu dapat diartikan sebagai gerakan "kekuatan putih", sementara surat-surat yang muncul di layar kemudian secara singkat mengeja cercaan rasis dalam bahasa Jerman.

Juergen Stackmann, anggota dewan merek VW untuk penjualan dan pemasaran, dan Elke Heitmueller, kepala manajemen keanekaragaman, turun ke Twitter dan LinkedIn untuk meminta maaf.

"Kami memahami kemarahan publik atas hal ini. Video ini merupakan penghinaan bagi semua pencapaian gerakan hak-hak sipil. Ini merupakan penghinaan bagi setiap orang yang layak," tulis mereka.

"Kami di Volkswagen sadar akan asal-usul sejarah dan kesalahan perusahaan kami selama rezim Nazi. Itulah sebabnya kami dengan tegas menentang segala bentuk kebencian, fitnah, propaganda, dan diskriminasi," ujarnya melanjutkan.

Didirikan atas perintah Adolf Hitler untuk membangun "mobil rakyat", VW mempekerjakan pekerja paksa untuk upaya perang Nazi.

Seorang juru bicara Volkswagen mengatakan pihaknya sedang menyelidiki di mana kesalahan itu terjadi dan akan dipublikasikan ketika ditemukan.


Baca juga: "Drive with Purpose", jajal mobil baru sambil berbagi ala VW Indonesia

Baca juga: VW rilis Golf GTI generasi delapan

Baca juga: Volkswagen hentikan pengiriman Golf 8 karena masalah software

Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020