Jakarta (ANTARA) - Organisasi kemasyarakatan GP Ansor meluncurkan kursus dalam jaringan (daring) Bahasa Korea untuk meningkatkan kemampuan peminat atau pekerja migran Indonesia (PMI) yang ingin bekerja di Korea.

"GP Ansor berkolaborasi dengan Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) dan KoreanFirst menggagas aplikasi online kursus Bahasa Korea," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas melalui keterangan pers di Jakarta, Kamis.

Baca juga: BTS bakal luncurkan video pendek untuk belajar bahasa Korea

Ia mengatakan kursus tersebut bisa menjadi alternatif bagi masyarakat untuk belajar Bahasa Korea dari rumah sebagai bagian peningkatan pengetahuan, terutama yang berencana untuk bekerja di Korea.

Platform kursus online Bahasa Korea tersebut dapat diakses di website https://kelas.koreanfirst.net atau melalui PlayStore dengan nama aplikasi Kelas Korea.

Dalam perencanaan kursus tersebut, GP Ansor, kata dia, menggandeng SPPI karena organisasi tersebut memiliki lebih dari 11 ribu anggota yang tersebar di seluruh dunia, termasuk di Korea, yang sebagian besar PMI bekerja sebagai anak buah kapal (ABK).

Sementara itu, Ketua SPPI Ilyas Pangestu mengakui bahwa ABK merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap eksploitasi, bahkan human trafficking.

Baca juga: 5.712 warga Jabar melamar kerja ke Korea

Baca juga: BNP2TKI Selenggarakan Tes Bahasa Korea Bagi Calon TKI


Dengan hadirnya organisasi serikat pekerja dalam kursus pelatihan itu, ia berharap risiko-risiko perdagangan manusia akan bisa dihilangkan, sehingga semua PMI dapat bekerja di luar negeri dengan aman.

“Fokus kami memang pada perlindungan pekerja migran Indonesia. Kami melakukan advokasi dan pendampingan kepada pekerja, terutama yang memiliki masalah. Untuk itu, tenaga kerja harus benar-benar disiapkan, salah satunya penguasaan bahasa," katanya.

"Jadi pelatihan 'online' ini sangat tepat, targetnya pelatihan lebih jelas, yakni masyarakat yang mau belajar Bahasa Korea untuk bekal dia bekerja di Korea,” katanya lebih lanjut.

Pewarta: Katriana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020