Samarinda (ANTARA) - Kondisi Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda, Kalimantan Timur hingga Jumat (17/1) malam surut sekitar 20-30 cm sehingga jumlah warga yang terdampak banjir pun berkurang menjadi 13.361 jiwa.



"Pagi tadi jumlah warga yang terdampak banjir masih sebanyak 17.162 jiwa atau 6.109 KK, namun malam ini jumlahnya berkurang menjadi 12.361 jiwa dari 5.043 KK," kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda Hendra AH di Samarinda.

Baca juga: Banjir Samarinda rendam 12 kelurahan



Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Samarinda perkembangan banjir yang melanda Samarinda selama tujuh hari ini berfluktuasi karena bergantung pada cuaca dan pasang surut sungai.



Pada 13 Januari misalnya, saat itu jumlah warga yang terdampak banjir hanya sebanyak 2.439 jiwa dengan 684 KK, kemudian pada 14 Januari seiring dengan naiknya air SKM dan hujan deras, maka jumlah warga terdampak banjir pun naik menjadi 9.918 jiwa dengan 3.744 KK.

Baca juga: Pemeriksaan kesehatan oleh relawan diserbu korban banjir Samarinda



Kemudian di hari selanjutnya atau pada 15 Januari, air sungai terus naik yang menyebabkan jumlah warga terdampak banjir pun bertambah, yakni menjadi 20.522 jiwa dengan 7.448 KK.

Baca juga: BPBD: Korban banjir di Samarinda 18 ribu jiwa



Untuk tanggal 16 Januari, lanjut Hendra, air SKM mulai turun sehingga kawasan yang terendam banjir pun turut berkurang, yakni menjadi 18.635 jiwa dengan 6.576 KK, dan ia bersyukur karena hingga malam ini banjir terus surut.



Ia melanjutkan, banjir mulai meluas terjadi pada 13 Januari, sementara banjir di hari pertama hanya melanda di kawasan tertentu yang daerahnya rendah, yakni terjadi pada Sabtu, 11 Januari.



"Tanggal 11 Januari itu lokasi yang terendam banjir antara lain berada di kawasan Bengkuring, yakni di Jalan Terong Pipit I hingga Terong Pipit 7, Kelurahan Sempaja Timur, kemudian di Sambutan, Lempake, dan Jl Gelatik yang disebabkan oleh hujan deras," katanya.

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020