Masyarakat kami imbau dapat ikut serta mengawasi BBM dan elpiji subsidi.
Banjarmasin (ANTARA) - Pertamina memastikan kuota bahan bakar minyak (BBM) dan gas elpiji khususnya 3 kilogram hingga akhir tahun 2019 dalam keadaan aman.

"Kami memastikan BBM di Kalimantan khususnya produk BBM subsidi yaitu solar dan premium serta elpiji 3 Kg dalam keadaan aman dan cukup," kata GM Pertamina MOR VI Boy Frans Justus Lapian di Balikpapan, melalui siar pers via Whatsapp.

Dikatakannya, kuota BBM dan elpiji subsidi tahun 2019 yang ditetapkan pemerintah untuk wilayah Kalimantan masih mencukupi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun.

Untuk itu masyarakat tidak perlu khawatir, BBM dan elpiji subsidi di Kalimantan dalam kondisi aman. Sisa kuota nanti akan disalurkan sebaik-baiknya agar tepat sasaran dan cukup hingga akhir tahun.

Untuk memastikan BBM dan elpiji subsidi terdistribusi sesuai ketentuan, Pertamina melakukan pengawasan ke lembaga penyalur seperti mewajibkan SPBU memasang CCTV, sidak berkala dan monitor penjualan BBM di SPBU.

Baca juga: Pertamina bangun delapan penyalur BBM Satu Harga di NTT pada 2019
Baca juga: Pemerintah komitmen tuntaskan target 170 BBM Satu Harga di 2019


Sedangkan, untuk elpiji 3 Kg, Pertamina juga melakukan monitoring rutin, sidak dan pemantauan penjualan agen dan pangkalan yang sudah terintegrasi ke dalam sistem.

Selain itu, Pertamina juga terus melakukan koordinasi dengan aparat atau pihak yang berwajib jika ada penyimpangan BBM dan elpiji subsidi di lembaga penyalur.

Terus dikatakannya, Pertamina menyadari bahwa pengawasan BBM dan elpiji subsidi tidak bisa dilakukan sendiri, untuk itu Pertamina menyediakan akses call center di nomor 135 yang memungkinkan masyarakat dapat menginformasikan segala hal terkait pelayanan maupun indikasi penyimpangan di lembaga penyalur.

"Masyarakat kami imbau dapat ikut serta mengawasi BBM dan elpiji subsidi. Jika ada indikasi kecurangan di SPBU maupun agen dan pangkalan elpiji, jangan segan menginformasikan ke call center Pertamina di nomor 135. Untuk hal-hal yang masih di dalam kewenangan Pertamina. Namun jika ada hal-hal yang menjadi ranah hukum tentu akan kami koordinasikan ke aparat " jelas Boy

Baca juga: Konsumsi BBM Lebaran 2019 naik 2,5 persen
Baca juga: Pengamat: Masyarakat kian sadar gunakan BBM berkualitas


Sementara itu Manager Region Communication, Relation and CSR Pertamina Kalimantan Heppy Wulansari menyampaikan bahwa solar subsidi Kalimantan ditetapkan pemerintah sebesar 906.925 kiloliter dan konsumsi sampai dengan bulan Oktober terealisasi 752.522 kiloliter.

Sedangkan untuk premium, kuota Kalimantan dipatok pemerintah sebesar 1.134.213 kiloliter, realisasi hingga Oktober mencapai 987.444 kiloliter. Untuk produk elpiji 3 Kg kuota tahun 2019 sebesar 374.824 metrik ton dengan realisasi sampai dengan Oktober mencapai 307.392 metrik ton.

Selain memastikan BBM dan elpiji subsidi cukup, Pertamina juga memastikan BBM non subsidi selalu tersedia di SPBU, baik untuk BBM Non Subsidi jenis gasoline (Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo) maupun BBM non subsidi jenis gasoil (Dexlite dan Pertamina Dex) serta elpiji non subsidi baik kemasan 5,5 Kg maupun 12 Kg.

"Stock BBM dan elpiji non subsidi juga dalam kondisi aman dan karena bukan barang subsidi maka berapapun kebutuhan masyarakat dapat kami penuhi" tutur Heppy.

Baca juga: Permintaan premium di Sumut naik hingga 20 persen
Baca juga: Pertamina terus operasi pasar elpiji subsidi di Sambas
Baca juga: Puncak konsumsi elpiji di Jatim naik 21 persen

Pewarta: Gunawan Wibisono
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019