Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Ali Taher Parasong menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai harus sungguh-sungguh dapat menciptakan lapangan kerja serta juga harus diimbangi dengan pelatihan dan pembenahan terhadap SDM nasional.

"Yang paling penting, pertumbuhan ekonomi harus mampu mengangkat tenaga kerja. Jika 1 persen bisa mengangkat 400-700 ribu tenaga kerja baru, maka pertumbuhan ekonomi, kalau di atas 5 persen saja, bisa menyerap 2-3 juta angkatan kerja baru per tahun," kata Ali dalam rilis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Terkait dengan rencana Presiden Joko Widodo yang mengajak DPR RI dalam menyusun UU Cipta Lapangan Kerja, Ali menyatakan DPR pasti mendukung untuk memperbaiki SDM dan memperbanyak pelatihan.

Baca juga: Anggota DPR apresiasi RUU Cipta Lapangan Kerja

Namun, politisi PAN itu mengingatkan bahwa faktanya di lapangan, masih ada Balai Latihan Kerja yang tidak berfungsi dengan bagus, serta ada jenis pelatihan yang belum mengikuti perkembangan zaman.

Sebagaimana diwartakan, Pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Ma'ruf Amin akan mengajak DPR RI untuk menerbitkan dua undang-undang besar yaitu UU Cipta Lapangan Kerja dan UU Pemberdayaan UMKM.

"Masing-masing UU tersebut akan menjadi omnibus law, yaitu satu UU yang sekaligus merevisi beberapa UU, bahkan puluhan UU. Puluhan UU yang menghambat penciptaan lapangan kerjalangsung direvisi sekaligus. Puluhan UU yang menghambat pengembangan UMKM juga akan langsung direvisi sekaligus," kata Presiden Jokowi saat pidato usai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Periode 2019-2024 di Gedung MPR RI, Jakarta, Minggu (20/10).

Menurut Kepala Negara, rencana penerbitan dua undang-undang tersebut merupakan upaya untuk mengatasi kendala regulasi dalam mencapai tujuan menciptakan SDM yang unggul.

Baca juga: Menaker: partisipasi industri perlu selaraskan kebutuhan kerja

Presiden menekankan, pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama pemerintah, dengan membangun SDM yang pekerja keras, yang dinamis.

Pemerintah ingin membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mengundang talenta-talenta global bekerja sama dengan pemerintah. Itupun tidak bisa diraih dengan cara-cara lama, cara-cara baru harus dikembangkan.

"Kita perlu endowment fund yang besar untuk manajemen SDM kita. Kerja sama dengan industri juga penting dioptimalkan. Dan juga penggunaan teknologi yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri," kata Presiden.

Selain itu, lanjut Jokowi, pembangunan infrastruktur akan pemerintah lanjutkan, terutama infrastruktur yang menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, yang mempermudah akses ke kawasan wisata, yang mendongkrak lapangan kerja baru, dan yang mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat.

Jokowi menilai, potensi Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah sangat besar. Saat ini, kita sedang berada di puncak bonus demografi, di mana penduduk usia produktif kita jauh lebih tinggi dibandingkan usia tidak produktif.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019