Bantuan yang sudah ada di gudang di Wamena sudah terdistribusikan ke pengungsi Nduga
Jakarta (ANTARA) - Bantuan dari Kementerian Sosial berupa logistik telah diterima korban konflik Nduga yang mengungsi di 14 distrik di empat kabupaten di Provinsi Papua.

"Bantuan yang sudah ada di gudang di Wamena sudah terdistribusikan ke pengungsi Nduga. Bantuan tersebut merupakan bantuan tahap dua, tiga dan tahap empat," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Senin.

Lebih lanjut Harry menjelaskan, bantuan tahap dua dan tiga sudah ada di gudang di Wamena sedangkan bantuan tahap empat dibeli bersama dan disaksikan langsung para kepala distrik antara lain berupa beras 30 ton, minyak goreng, gula dan lainnya.

Baca juga: Kemensos minta pengungsi Nduga didata permudah penyaluran bantuan

Baca juga: Masyarakat Papua minta pemerintah tarik pasukan keamanan di Nduga

Sementara bantuan tahap satu telah disalurkan pada Januari 2019 berupa beras senilai Rp531 juta dan logistik lainnya senilai Rp1,9 miliar.

Sedangkan bantuan tahap kedua perlengkapan sekolah, perlengkapan belajar anak, peralatan olahraga dan perlengkapan keluarga senilai Rp740 juta serta bantuan tahap ketiga beras dan logistik lainnya senilai Rp419 juta lebih.

Total bantuan yang sudah didistribusikan Kementerian Sosial untuk korban konflik Nduga lebih dari Rp3,6 miliar.

Sebelumnya pada Juli lalu, Sekretaris daerah Kabupaten Nduga Namia Gwijangge memperkirakan ada sekitar 39 ribu warga yang mengungsi akibat konflik bersenjata antara aparat TNI Polri dengan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egainus Kogoya di Distrik Yal Kabupaten Nduga pada 26 Februari 2019.

Data pemkab dan Kemenkes yang sudah divalidasi, sebanyak 53 orang meninggal diantaranya 23 anak-anak tapi karena sakit, usia dan berbagai faktor lainnya. Dari 53 orang yang meninggal tercatat anak-anak sebanyak 23 orang, 20 orang dewasa dan sisanya lansia.

Baca juga: Korban konflik Nduga akan dapat PKH

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019