Banjarbaru (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin mencatat titik panas (hotspot) yang mencapai angka tertinggi pada Jumat yaitu 419 sebaran titik panas.

"Berdasarkan analisa parameter cuaca sepanjang Jumat, lahan di Kalimantan Selatan berpotensi tinggi untuk terbakar dengan sebaran paling banyak di banding hari-hari sebelumnya," kata Staf Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, Muhammad Shaa Imul Qadri di Banjarbaru, Jumat.

Meski titik panas bukan berarti atau tidak selalu merupakan lahan yang terbakar, namun BMKG mendeteksi tingkat kepercayaan sebagian besar di atas 50 persen, bahkan ada yang mencapai 90 persen lebih dari hasil dari pantauan Satelit Terra, Aqua dan Suomi NPP.

Baca juga: Netralisir karhutla agar tak merambat ke rumah dan sekolah

Baca juga: Puluhan hektare lahan inhutani terbakar


Diketahui suhu panas di hampir rata-rata wilayah Kalsel mencapai 35 derajat celsius di saat terik matahari dan kecepatan angin 30 knot dengan rendahnya kelembapan di angka 40 persen lantaran tak adanya hujan.

Hal itu memicu lahan yang sangat kering mudah untuk terbakar jika tersulut api dari pelaku pembakaran ataupun faktor kelalaian manusia lainnya hingga menyebabkan lahan terbakar.

Untuk itulah, Shaaimul berharap kepedulian seluruh lapisan masyarakat untuk mencegah kebakaran lahan. Mengingat potensi terjadinya titik panas dan asap diprediksi masih dapat berlangsung hingga pertengahan Oktober, seiring masih berlangsungnya periode musim kemarau di Kalimantan Selatan.

BMKG terus memprediksi potensi kemudahan lahan terbakar, serta memonitor titik-titik panas dan sebaran asap.

Hasil pantauan dan prediksi menjadi dasar untuk melakukan pencegahan dan penanganan setiap muncul titik api di lapangan oleh petugas gabungan penanggulangan karhutla.*

Baca juga: Polda Kalsel tersangkakan empat pelaku pembakaran lahan

Baca juga: Wakapolri kena "delay" akibat kabut asap di Bandara Syamsudin Noor

Pewarta: Firman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019