Batam (ANTARA) - Seorang jamaah haji asal Kabupaten Kampar, Riau, yang tergabung dalam Kelompok Terbang 7 Debarkasi Hang Nadim Batam terpaksa ditinggal di Mekkah dan tidak bisa kembali bersama rombongannya, karena sakit.

"Ada satu orang jamaah yang tinggal di RS King Abdullah Mekkah, Ruslan bin Tuamat Gani, karena sakit," kata Ketua Kloter 7 BTH, Masnur Abdul Talib, Sabtu.

Sebanyak 447  jamaah haji kloter 7 Debarkasi Hang Nadim Batam tiba di Tanah Air pada Jumat, sekitar pukul 20.49 WIB, menggunakan pesawat Saudi Arabian Airlines SV 5600.

Baca juga: Jumlah haji meninggal debarkasi Batam bertambah jadi 24 orang

Dalam kloter itu, juga bergabung seorang haji dari Kloter 17 yang pulang lebih awal karena sakit, yaitu Habibah Muhammad Gaos asal Kabupaten Karimun, Kepri.

Setelah beristirahat beberapa jam, seluruh jamaah asal Riau kembali ke Pekanbaru menggunakan tiga pesawat, pada Sabtu dini hari.

Masnur mengatakan seluruh rangkaian ibadah haji yang dilakukan jamaah relatif berjalan baik.

Namun, ia berharap Kementerian Agama lebih mempertajam pengetahuan ibadah haji kepada jamaah, dalam manasik haji.

Ia menyarankan agar pembimbing manasik haji adalah orang yang mengetahui kondisi terkini di Tanah Suci. Bukan orang yang sudah menjalankan ibadah haji puluhan tahun lalu.

"Kami berharap sehingga masalah di lapangan betul-betul dikuasai," kata dia.

Tim kesehatan Kloter 7 BTH, Santy mengatakan kondisi jamaah relatif baik, selama menjalankan ibadah suci.

Seluruh jamaah mengikuti saran dan motivasi yang sudah diberikan tim kesehatan.

Sekretaris Panitia Pelaksana Ibadah Haji Debarkasi Batam, Afrizal mengatakan seluruh jamaah haji kloter 7 asal Riau dalam kondisi sehat.

"Semua sehat, dan kita doakan selamat kembali ke daerah masing-masing, selamat berjumpa degan keluarga, semoga mampu melestarikan haji mabrur," kata dia.

Baca juga: 27 jemaah haji Debarkasi Batam meninggal
Baca juga: 442 haji kloter 06 BTH sudah tiba di Batam
Baca juga: Tertunda dua jam kedatangan pesawat kloter 6 Debarkasi Batam

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019