Kini terbitlah harapan bagi masyarakat Ronting menuju hari yang lebih baik
Kupang (ANTARA) - Peringatan 74 tahun detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia memang telah berlalu sehari, namun ingar-bingarnya tampak masih terasa di masyarakat Indonesia, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan.

Bagi masyarakat Desa Ronting, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggara Timur, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), peringatan detik–detik Proklamasi 17 Agustus 1945, pada tahun ini memiliki kenangan dan sejarah tersendiri.

Sebab, masyarakat setempat memperingati HUT Ke-74 Republik Indonesia itu berlangsung di Masjid Merah Putih Al Istiqomah DD (Dompet Dhuafa), Desa Ronting, Kabupaten Manggarai Timur di Pulau Flores yang baru saja diresmikan oleh Ketua Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Parni Hadi.

Upacara tersebut, menurut mantan Pemimpin Umum/Pemred LKBN ANTARA dan RRI itu, berjalan khidmat dan khas, ditandai dengan upacara bendera, pembacaan naskah Proklamasi, Pembukaan UUD 1945, peresmian Masjid Merah Putih, aksi layanan kesehatan cuma-cuma, dan penanaman pohon penghijauan.

Sesudah itu, semua peserta upacara serta anggota masyarakat lainnya makan bersama, menyantap daging sapi hasil peternakan Dompet Dhuafa yang dikelola masyarakat Ronting.

Upacara berlangsung pukul 08.00 Wita diikuti sekitar 300 peserta yang terdiri atas pelajar tsanawiyah, aliyah, tokoh adat, tokoh masyarakat dan anggota masyarakat lainnya.

Masjid berkubah Merah Putih itu dibangun kembali oleh Yayasan Dompet Dhuafa sejak 7 Agustus 2017, dalam ukuran yang lebih besar dan megah dari masjid yang semula pembangunannya dirintis oleh Tuan Guru Amajena pada tahun 1942.

Masyarakat muslim Ronting yang pada umumnya sebagai nelayan, hari itu tidak melaut hanya untuk menghormati dan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, yang kebetulan upacaranya berlangsung di halaman Masjid Al Istiqomah.

Malam menjelang 17 Agustus, masyarakat Ronting mengadakan syukuran di Masjid Al Istiqomah DD di bawah pimpinan K.H. Ahmad Shonhaji selaku Direktur Dakwah dan Layanan Masyarakat, dilanjutkan tausiyah tentang pemberdayaan masyarakat oleh Imam Rulyawan, Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi.

Menjelang fajar menyingsing peringatan Hari Kemerdekaan RI, K.H. Ahmad Shonhaji kembali mengadakan pengajian membahas Surat Al Alaq tentang membaca fenomena alam.

Pada pelaksanaan upacara bendera, inspektur upacara Parni Hadi yang juga inisiator dan Ketua Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika itu, dalam pidatonya menyampaikan bahwa bangsa Indonesia masih harus terus berjuang untuk menghapuskan segala bentuk penjajahan kemiskinan di negeri ini.

Untuk itu, Parni Hadi menekankan pentingnya bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja ikhlas dalam upaya membebaskan kaum duafa dari kemiskinan.

                                                                                  Maslahat 
Peresmian Masjid Al Istiqomah DD diharapkan memberi manfaat dan maslahat dalam menyebarkan ajaran Islam yang rahmatan Iil'alamin (memberi manfaat kepada seluruh isi alam semesta tanpa melihat suku, ras, budaya, agama, dan ideologi politiknya).

Parni Hadi mengatakan bahwa banyak pahlawan dan syuhada yang gugur di berbagai medan pertempuran dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI.

Ada di antara mereka yang jasadnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, tetapi banyak juga yang jasadnya terkubur di dasar laut, sungai, lembah, dan ngarai, tanpa papan nama.

Selain pahlawan nasional yang namanya disebut dalam sejarah, seperti Bung Karno, Bung Hatta, serta pahlawan lainnya, ia menyebut juga bahwa Tuan Guru Yang Mulia Amajena adalah seorang pahlawan juga.

Almarhum berjasa merintis pembangunan Masjid Al Istiqomah di Dusun Ronting, Desa Satar Kampas, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, di Pulau Flores.

Dengan mengenakan pakaian adat Manggarai, Parni Hadi menyatakan dirinya dan DD sudah menjadi bagian dari keluarga besar masyarakat Ronting.

Keterpanggilan DD membantu pembangunan kembali Masjid Al Istiqomah Ronting berkat ajakan Yayasan Bina Swadaya yang dipimpin Bambang Ismawan dengan menerjunkan relawannya, Grace Hesty.

Ia bekerja sama dengan Ketua Takmir Masjid Al Istiqomah Abuya Syafruddin memandu pembangunan kembali masjid Al Istiqomah Ronting dalam bentuknya sekarang dengan kubah Merah Putih.

Bripka Polisi Muhammad Nur, bintara pembina masyarakat setempat, menyatakan bahwa masyarakat Ronting sejak dahulu adalah masyarakat yang hidup rukun dan damai dalam menjaga semangat toleransi beragama.

Parni Hadi menyampaikan fajar telah menyingsing di Ronting pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini, yang akan membawa masyarakat, jamaah masjid, dan umat nonmuslim menuju kehidupan yang lebih baik.

Masjid Al Istiqomah DD hadir sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, kebudayaan, dan iman takwa.

"Kini terbitlah harapan bagi masyarakat Ronting menuju hari yang lebih baik," kata Parni Hadi yang juga mantan Pemimpin Redaksi Harian Umum Republika itu.

Di pelataran masjid beberapa hari sebelumnya, pada Idul Kurban, tanggal 11 Agustus 2019, telah dilaksanakan pemotongan hewan kurban dari program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa sebanyak 11 ekor sapi, satu ekor di antaranya berasal dari Yayasan Al Azhar Jakarta.

Selebihnya, dari pemberdayaan sentra ternak Dompet Dhuafa di Ronting. Dompet Dhuafa memaknai ajaran Islam rahmatan lil'alamin melalui gerakan dakwah bil qolam dan bil hal (karya nyata).

"Ini merupakan pelaksanaan Pancasila In Action alias pengamalan Pancasila dengan aksi nyata, bukan hanya dengan kata-kata," demikian Parni Hadi.

Baca juga: Dompet Dhuafa miliki rumah relawan sosial
Baca juga: Dompet Dhuafa resmikan Gerai Sehat Madiun
Baca juga: Dompet Dhuafa gandeng Tebuireng bangun rumah sehat

Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019