Meulaboh (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerbangkan satu unit helikopter dari Bandara Cut Nyak Dhien, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh menuju ke Provinsi Riau guna memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu.

Helikopter jenis Kamov dengan nomor registrasi RA-31009 tersebut diterbangkan setelah upaya pemadaman karhutla di Kabupaten Aceh Barat berhasil dipadamkan sejak Selasa (13/8).

"Helikopter bombing water (bom air) ini sudah diterbangkan ke Provinsi Riau karena karhutla di sana sudah sangat parah, dan harus segera dilakukan pemadaman dari udara," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek kepada ANTARA, Kamis.

Baca juga: Warga Palangka Raya shalat istisqa untuk memohon hujan

Menurutnya, karhutla yang terjadi di Kabupaten Aceh Barat dan sekitarnya sejak awal Juli 2019 hingga menjelang pertengahan Agustus kini sudah 100 persen padam akibat guyuran hujan, dan upaya pemadaman yang dilakukan melalui udara dan jalur darat.

Karena misi pemadaman api di Aceh sudah berhasil dilakukan, untuk sementara waktu helikopter tersebut dikerahkan ke daerah yang lebih membutuhkan upaya pemadaman dari udara.

Baca juga: KLHK segel 10 lahan konsesi yang terbakar di Kalimantan Barat

"Nanti kalau terjadi lagi karhutla di Aceh, maka helikopter ini akan dikerahkan lagi ke Aceh. Saya sudah komunikasi dengan Bapak Kepala BNPB, dan beliau menyetujui usulan ini," kata Dadek menambahkan.

Menurutnya, jarak penerbangan menggunakan helikopter tersebut dari Riau ke Aceh hanya membutuhkan waktu sekitar tiga jam terbang, dan termasuk sangat dekat.

Baca juga: Polda Sumsel tangkap empat tersangka pembakar lahan

Pemerintah Aceh melalui BPBA bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Barat juga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas upaya pemadaman api dari udara yang dilakukan BNPB sehingga karhutla dapat diatasi dalam waktu singkat.

Pemerintah juga berterima kasih atas kerja keras BPBD Aceh Barat, TNI, Polri, KPH wilayah IV, relawan RAPI, masyarakat dan komponen lainnya yang sudah ikut serta memadamkan api di daerah itu selama satu bulan lebih, tutur Teuku Ahmad Dadek.

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019