Kuala Lumpur (ANTARA) - Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia melaksanakan ibadah kurban dalam merayakan Idul Adha 1440 H di Kampung Baru, Kuala Lumpur, Minggu (11/8).

"Kami memotong dan menyalurkan 12 ekor sapi dan 16 ekor kambing, selain itu juga mengirimkan enam hewan kurban ke Kamboja dan sejumlah daerah di Indonesia," ujar Ketua Panitia Qurban 1440 H PCIM Malaysia, Zulfan Haidar di Kuala Lumpur.

Zulfan mengatakan penyembelihan hewan kurban yang dilaksanakan Muhammadiyah di Kampung Baru ini sudah menjadi acara tahunan yang semakin ramai.

Pembukaan pelaksanaan kurban di Kampung Baru dihadiri oleh Koordinator Fungsi Politik KBRI Kuala Lumpur, H. Agus Badrul Jamal mewakili Duta Besar RI di Malaysia, Rusdi Kirana.

Dalam sambutannya Agus Badrul Jamal mengapresiasi program PCIM Malaysia tersebut.

"Ibadah kurban ini merupakan ibadah yang vertikal dan juga horizontal. Secara vertikal bermakna sebagai bentuk ketakwaan sebagai makhluk-Nya sedangkan secara horizontal bermakna kepedulian kita terhadap warga sekitar yang membutuhkan. Oleh karena itu, kami mengapresiasi PCIM Malaysia atas kerja amal dan dakwah ini," katanya.

Sejak berdiri pada 2007 jumlah kurban di PCIM Malaysia semakin meningkat sehingga berdampak pada semakin luasnya penerima manfaat daging hewan kurban.

Sesuai rencana daging kurban akan didistribusikan untuk jamaah Muhammadiyah, komunitas buruh migran, mahasiswa, masyarakat sekitar Kampung Baru dan penampungan pengungsi Rohingya di Kuala Lumpur.

Ketua PCIM Malaysia Assoc Prof Dr Sonny Zulhuda mengapresiasi kerja keras panitia yang kompak dalam mencari sohibul qurban (peserta kurban) yang cukup banyak.

"Ini bermakna semakin banyak kaum muslimin yang dapat ikut bergembira merasakan manisnya daging kurban. Selanjutnya pencapaian ini akan memperkuat syiar dakwah Islam dan pergerakan Muhammadiyah di Malaysia," katanya.

Sohibul qurban yang lebih dari 100 orang itu termasuk warga negara Indonesia, Malaysia dan Singapura yang ada di Malaysia.

"Latar belakang profesi mereka pun sangat beragam. Mulai dari profesor di berbagai kampus, pejabat di KBRI, praktisi profesional, pengusaha, sampai pada mahasiswa, ibu rumah tangga dan juga buruh migran," kata dosen International Islamic University Malaysia tersebut.

Profil sohibul qurban tersebut adalah refleksi keberagaman komunitas yang merupakan mitra dakwah bagi pergerakan Muhammadiyah di Malaysia.

"Meskipun tidak semuanya adalah warga Muhammadiyah, bisa dipastikan mereka adalah simpatisan Muhammadiyah di Malaysia," ujarnya..

Dia melihat ini sebagai amanah yang tidak terbatas hanya pada pengelolaan dan pendistribusian daging kurban.

"Lebih dari itu kepercayaan ini adalah aset sosial bagi Muhammadiyah Malaysia melanjutkan usaha dakwah dan pencerahan dimanapun kadernya berada. Misi PCIM Malaysia adalah menginternasionalisasikan Muhammadiyah. Membantu memancarkan sinar pencerahan di luar negeri," katanya.

Sejak 2011 yang lalu PCIM Malaysia secara kontinyu menerima, mengelola dan menyalurkan daging kurban di negeri jiran Malaysia.

Usaha ini didukung juga oleh IMM Malaysia,  komunitas ibu-ibu Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCIA) Malaysia, unit MyLazismu serta Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Malaysia.

Kurban yang dimulai dengan satu ekor sapi pada 2011 lalu kini menjadi ajang acara besar dengan peningkatan jumlah hewan kurban dari tahun ke tahun.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019