Masih Bisakah Bersaing Mainan Konvensional dengan Game Online di Siak?

id masih bisakah, bersaing mainan, konvensional dengan, game online, di siak

Masih Bisakah Bersaing Mainan Konvensional dengan Game Online di Siak?

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pedagang mainan, Rini safitri (36) yang merupakan warga Jalan Sutomo, Kampung Dalam, Siak, Provinsi Riau, masih bertahan dan serius menjalani usahanya, meski dihadapkan oleh tantangan zaman milenial atau dikenal "kids zaman now" yang sudah beralih minat ke "game online smartphone".

"Tantangannya, anak-anak zaman sekarang banyak beralih dari mainan seperti boneka, pistol-pistolan, ke game online. Namun, saya menjalankan usaha ini tidak setengah-setengah, hasilnya omzet hingga Rp25-30 juta per bulan," ujar Rini di Kabupaten Siak, Selasa.

Semangat Rini ternyata didorong oleh kerja keras dan kemauan yang kuat, demi menghidupi keluarganya. Namun begitu, dikatakannya kerja keras dan kemauan juga tidak cukup, harus didukung dengan modal yang baik pula.

Usaha aneka mainan anak-anak di Kabupaten Siak ini menjadi salah satu potret kesuksesan UKM mitra binaan PT Perkebunan Nusantara V, karena ternyata masih berhasil meraup omzet rata-rata hingga Rp30 juta per bulan.

Usahanya sendiri sempat mendapatkan dua kali bantuan program kemitraan dari PTPN V, tentu perhatian perusahaan tersebut sangat membantunya dalam melakoni usaha, ditambah kemudahan pengembalian dan keringanan cicilan.

"Saya telah mendapatkan bantuan dana kemitraan dari PTPN V sebesar Rp25 juta di 2015 dan Rp30 juta di 2017," ungkapnya.

"Apalagi pengembalian dana sangat ringan dengan jangka waktu pengembalian yang menyesuaikan dengan kemampuan usaha. PTPN V betul-betul sangat membantu," sambung Rini.

Setelah mendapat suntikan dana dari PTPN V, cerita Rini, terjadi peningkatan omset penjualan hingga Rp25 juta-Rp30 juta perbulan.

Dengan peningkatan tersebut, sekarang Rini juga mencoba mengembangkan dagangannya dilokasi yang sama, yakni dengan menjual tas, sepatu, aksesoris dan lainnya. Kemauannya yang kuat memang membuat Rini tidak betah berlama-lama menerima kondisi sepinya usaha mainan.

"Apa saja yang penting halal. Bantuan modal kerja dari PTPN V tidak mungkin disia-siakan," paparnya.

Ia berharap kedepannya dapat selalu bermitra dengan PTPN V, dan pihak Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan nilai pijaman dari sebelumnya.***3***