Dumai, Riau (Antarariau.com) - Manager Pertamina RU II Production Sei Pakning Bengkalis Nirwansyah mengklaim produksi minyak dengan kapasitas 50 ribu barel per hari ikut berkontribusi 4,8 persen dari total kilang Pertamina.
Kilang minyak beroperasi di Kecamatan Bukit Batu Bengkalis di atas lahan seluas 280 hektare ini memproduksi 50 ribu barel per hari sejak 1982, dengan olahan minyak mentah menjadi empat jenis, yaitu Naphta 7 persen, Kerosene 11 persen, Ado dan Residu.
"Kapasitas produksi 50 ribu barel per hari pengolahan minyak di kilang sei pakning ini berkontribusi 4,8 persen dari total produksi kilang minyak pertamina," kata Nirwansyah dalam keterangan pers pada puluhan wartawan media cetak dan elektronik, Selasa.
Dijelaskan, dalam menjalankan aktivitas di kilang RU II Sei Pakning ini, didukung tenaga energi listrik sebesar 9 mega watt, dengan 22 unit tangki crude berkapasitas sebanyak 111.374 meter kubik dan tangki produk 194.093 meter kubik.
Proses pengolahan minyak mentah kilang RU II Sei Pakning, lanjutnya, dilakukan berdasarkan mekanisme rapat alokasi perencanaan intermedia dan distribusi menggunakan truk dan kapal ke sejumlah kilang dan tangki penampung minyak mentah.
"Kilang Sei Pakning dengan 132 sumber daya manusia merupakan satu lokasi pengolahan dibawah RU II Dumai dan pengiriman paling banyak ke kilang minyak dumai," sebutnya.
Sebagai badan usaha milik negara, Pertamina tidak lupa memperhatikan lingkungan dan membina kemitraan dengan masyarakat sekitar kilang melalui program sosial kemasyarakatan, salah satu program yaitu alih fungsi lahan jadi pertanian nenas dan penjagaan hutan dari kebakaran.
Sejak 2015, Pertamina RU II Sei Pakning mendampingi masyarakat guna mendorong upaya pencegahan kebakaran Iahan dan hutan di wilayah Kecamatan Bukit Batu melalui alih fungsi Iahan dengan program mitigasi kebakaran lahan dan hutan dan pengembangan kawasan pertanian nanas terintegrasi.
General Manager Pertamina RU II Dumai Otto Gerenteka mengatakan, program pengembangan kawasan pertanian nanas ini telah meningkatkan lahan pertanian nanas sebesar 4,5 persen sejak 2017, dengan potensi pendapatan kelompok tani mencapai Rp20juta per bulan dari penjualan hasil dan produk olahan.
"Program mitigasi karlahut dengan alih fungsi lahan menjadi kawasan pertanian nanas ini salah satu keinginan kita untuk berperan dan berkontribusi ke tengah masyarakat agar lingkungan terjaga dan kelompok tani bisa mandiri dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka," kata Otto Gerenteka.
Berita Lainnya
HUT ke-5, Pertamina Hulu Rokan berkomitmen tingkatkan kontribusi pada ketahanan energi nasional
20 December 2023 15:50 WIB
Anggota DPR RI apresiasi kontribusi Rp2,7 triliun PT Pertamina Hulu Rokan ke negara
10 November 2021 15:10 WIB
Presiden Jokowi tinjau panen padi di Sigi, Sulawesi Tengah yang mencapai 6,2 ton per hektare
27 March 2024 13:55 WIB
BPS sebut nilai impor Riau mencapai 136,74 juta dolar AS
22 March 2024 9:30 WIB
Tak mencapai target, Bupati Bengkalis berikan sanksi kepada perangkat daerah
26 February 2024 18:35 WIB
H-30 pemungutan suara, sortir dan lipat surat suara telah mencapai 62,55 persen
15 January 2024 14:52 WIB
Dua unit PLTS PT Bukit Asam pangkas emisi karbon mencapai 618,5 ton
19 December 2023 14:59 WIB
SKK Migas catat produksi minyak di Jateng-Jatim telah mencapai 193 ribu BOPD
27 November 2023 16:44 WIB