"Berpantun" Ditetapkan Menjadi Slogan Pilkada Riau 2018

id berpantun ditetapkan, menjadi slogan, pilkada riau 2018

"Berpantun" Ditetapkan Menjadi Slogan Pilkada Riau 2018

Pekanbaru (Antarariau.com) - Komisi Pemilihan Umum Provinsi Riau meluncurkan maskot, logo, jinggel, dan motto Pemilihan Kepala Daerah 2018 dengan sebutan "Berpantun" singkatan dari Bersih, Partisipatif, Adil dan Santun.

"Sebagai tahapan Pilkada KPU Riau telah menetapkan "Berpantun" sebagai tagline untuk pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Riau tahun 2018 mendatang," kata Ketua KPU Riau, Nurhamin di Pekanbaru, Minggu.

Nurhamin menjelaskan selain jadi tag line, "Berpantun" juga jadi ciri khas setiap anggota komisionar KPU dalam setiap acara, dimana wajib membuka dan menutup dengan lantunan pantun khas melayu.

Pengertian "Berpantun" selain itu juga bahwa dalam setiap sikap, tahapan dan proses Pilkada 2018 harus memenuhi prinsip Bersih, Partisipatif, Adil dan Santun.

"Dengan berpantun kita mengharapkan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau menjadi bersih, partisipatif, adil, dan santun," ujarnya.

Menurut Nurhamin 2018 akan menjadi tahun yang penting untuk Provinsi Riau. Karena, masyarakat memilih pemimpin menahkodai Bumi Langcang Kuning ini untuk lima tahun ke depan.

"Jadi penetapan maskot, logo, jinggel, dan motto ini sudah masuk pada salah satu tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau tahun 2018 mendatang," tegasnya.

Sementara itu Ketua KPU RI, Arif Budiman mengatakan peluncuran maskot, logo, jinggel, dan motto ini menjadi bagian penting dalam tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2018 mendatang. Selain itu, juga menjadi bagian penting untuk Pemilu dan Pilpres 2019 karena akan menjadi catatan penting dalam perjalanan demokrasi di Indonesia.

"Pada tahun 2018 nanti, sebanyak 171 daerah yang akan melaksanakan Pilkada serentak tahap tiga dan diantara 171 daerah tersebut yakni Provinsi Riau," tutur Arif Budiman.

Selanjutnya, Arif Budiman menjelaskan, pada tahun 2019 mendatang, akan ada Pemilu model baru. Yakni Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden akan menjadi satu dan itu menjadi hal yang sulit.

"Kompetisi 2018 akan berjalan dengan ketat karena begitu banyak hal yang dipertaruhkan. Data pemilih terakhir pada Pilpres 2014 yang lalu berjumlah 100.92.000.000 juta pemilih, dengan begitu kita berharap partisipasi masyarakat dalam memilih dapat meningkat," ucap Arif Budiman.

Arif Budiman menambahkan penyelenggara Pemilu 2018 mendatang dituntut dilaksanakan dengan maksimal dan baik. Karena, Pilkada 2018 akan berbuntut terhadap Pemilu dan Pilpres tahun 2019.

"Kalau Pilkada 2018 baik, akan berbuntut sukses selanjutnya tetapi, apabila ada gejolak, maka ada rembetan pulalah pada 2019," pungkasnya.