Tak Tahan "Di-Bully" Pelajar SMAN 5 Pekanbaru Mengadu Ke Wako

id tak tahan, di-bully pelajar, sman 5, pekanbaru mengadu, ke wako

Tak Tahan "Di-Bully" Pelajar SMAN 5 Pekanbaru Mengadu Ke Wako

Pekanbaru (Antarariau.com) - AA, seorang siswa SMAN 5 Pekanbaru mengadu ke Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT setelah selama tiga tahun menjalani pendidikan di sekolah tersebut mengaku menjadi korban perundungan atau "bullying".

Remaja berusia 16 tahun itu datang ke kantor wali Kota Pekanbaru pada Selasa siang, saat Firdaus sedang ada pertemuan rutin dengan jajarannya.

Dengan mengenakan seragam sekolah Pramuka, dia mengaku mendatangi kantor wali kota dengan berjalan kaki, yang sebenarnya jaraknya cukup jauh dari kediamannya. Remaja yang kini duduk dibangku kelas XII SMA 5 Pekanbaru itu sedikit berbicara saat ditanya awak media.

"Lama-lama tidak betah juga terus digitukan," katanya pelan.

AA awalnya mengaku tidak pernah punya niat untuk melaporkan apa yang ia alami ke wali kota Pekanbaru. Namun, peristiwa perundungan yang dialaminya selama tiga tahun membuat dirinya tidak kuat.

Perundungan yang ia alami, lanjutnya, berupa ejekan. Dia mengaku sering disebut "tidak waras", atau kata-kata lainnya yang tidak pantas. Hal itu sering ia alami saat di luar jam belajar atau jam istirahat.

Akibatnya, dia mengaku banyak dijauhi oleh teman-temannya. Kerap mengalami kekerasan secara mental, bocah berambut pendek berkulit putih itu mengaku selalu sabar. Namun, kesabaran yang ia miliki ada batasnya.

"Secara fisik tidak ada. Awalnya saya selalu sabar, tapi saya tidak kuat lagi," lanjutnya.

Mendapatkan kekerasan mental, dia mengaku sebelumnya telah berupaya melaporkan ke orang tua dan gurunya. Pelaku perundungan juga pernah ditegur oleh pihak sekolah. Namun, tidak berselang lama, hal itu kembali terulang.

Dia berharap dapat bertemu Firdaus MT sehingga dapat memberikan sanksi kepada pelaku perundungan tersebut. Namun, dirinya juga tidak ingin kepada teman sekolah pelaku perundungan itu dikeluarkan.

"Saya berharap ada sanksi tegas, tapi harapannya jangan sampai dikeluarkan. Kasian mereka, sudah kelas XII kan," tuturnya.

Namun sayang, setelah 30 menit menunggu, wali kota belum juga menyelesaikan kegiatannya. Tidak lama berselang, AA didatangi oleh dua orang pria yang mengaku dari Dinas Pendidikan Provinsi Riau. Dua orang pria ini mendapatkan kabar dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Abdul Jamal. Sebab saat ini untuk kewenangan SMA sudah diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Riau.

"Saya tadi dihubungi Pak Jamal (Kadisdik Kota Pekanbaru). Sekarang kan kewenangan SMA sudah pindah ke provinsi. Makanya kasus ini coba kita tarik dulu, nanti kita carikan solusinya," kata Dedi Irawan Kasi UPTK SMA Dinas Pendidikan Provinsi Riau dikantor Walikota Pekanbaru saat menjemput remaja itu.

Dedi mengaku kasus ini tidak mungkin terjadi hanya untuk satu siswa ini saja. Untuk pihaknya akan mendalami kasus ini untuk mengungkap motif yang sebenarnya.

"Pasti ada pihak lain yang terlibat. Makanya nanti kita coba klarifikasi ke sekolahnya juga. Sementara anak ini kita tarik dulu ke provinsi," ujarnya.

Saat ditanya apa langkah-langkah yang nanti akan diambil oleh dinas pendidikan provinsi Riau, Dedi mengaku belum mengetahuinya. Sebab dirinya hanya didapatkan tugas dari kepala dinas untuk menjemput siswa tersebut untuk dibawa ke dinas pendidikan provinsi Riau.

Saat coba menyambangi SMA 5 pada Selasa sore, sejumlah wartawan mendapati tidak ada pihak yang bisa ditemui untuk diminta klarifikasi terkait hal tersebut.