Koleksi Hilang, Mahasiswa Desak Pengelola Museum Sang Nila Utama Mundur

id koleksi hilang, mahasiswa desak, pengelola museum, sang nila, utama mundur

Koleksi Hilang, Mahasiswa Desak Pengelola Museum Sang Nila Utama Mundur

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam gerakan aksi peduli sejarah Riau (Grapari) menggelar aksi unjuk rasa di museum Sang Nila Utama dan mendesak agar pengelola museum tertua di Provinsi Riau tersebut mengundurkan diri.

"Pengelola dengan jelas telah lalai dalam menjaga benda pusaka Riau. Kami menilai mereka (pengelola) sama sekali tidak kompeten dan tidak memiliki kapabilitas untuk menjaga sejarah melayu," kata koordinator aksi, Andres Pransiska dalam orasinya di depan gedung Museum Sang Nila Utama, Kota Pekanbaru, Selasa.

Menurut mahasiswa, kelalaian pengelola yang cukup fatal adanya tidak dipasangnya kamera pengintai CCTv sejak 2010 silam. Selama tujuh tahun, koleksi bersejarah dalam kondisi rawan dan sangat rentan terjadi kehilangan.

Selain itu, keberadaan lemari-lemari penyimpan koleksi yang tidak dalam kondisi tidak terkunci dan tidak layak juga sangat disayangkan mahasiswa.

"Kita sangat miris kondisi museum seperti ini. Pemerintah telah melupakan sejarah negeri melayu dengan menelantarkan koleksi pusaka dalam kondisi rawan hilang," ujarnya.

Selain mendesak pengelola museum mengundurkan diri, mahasiswa juga meminta kepada Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dengan tegas memecat seluruh pihak yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan museum.

"Kita meminta agar segera dipecat dan diproses hukum serta digantikan dengan sosok-sosok yang peduli sejarah melayu," tegasnya.

Lebih jauh, dirinya juga meminta kepada anggota DPRD Riau, yang gedung megah legislatif tersebut persis berada di seberang museum agar turut mengawal proses evaluasi dan hukum pencurian benda bersejarah tersebut.

Delapan koleksi Museum Sang Nila Utama Riau terdiri dari Keris Melayu empat buah, masing-masing satu buah Pedang Melayu Sondang, Piring Seladon Emas, Kendi VOC dan Kendi Janggut dipastikan raib. Kasus itu kini ditangani Satreskrim Polresta Pekanbaru.

Seluruh koleksi tersebut hilang dua kali berturut-turut. Kejadian pertama pada akhir Februari 2017 lalu, dengan tujuh benda pusaka yang disimpan di gudang raib.

Terakhir, sebuah benda pusaka berupa keris dari Kabupaten Indragiri Hulu yang terbuat dari gading dan kayu serta dilapisi perak hilang pekan ini. Keris itu hilang dari lemari pajangan yang berada di ruang museum. Kasus tersebut saat ini ditangani oleh Mapolresta Pekanbaru.

Sayangnya, pengelola museum tidak memiliki kamera pengintai sehingga kejadian kehilangan itu sama sekali tidak terekam CCTv.

Kasus ini sendiri menarik perhatian berbagai kalangan seperti legislator, Ombudsman hingga pengunjung Museum.