Pemprov Riau Fokuskan Tiga Daerah Gerakan Tanam Cabai Keriting

id pemprov riau, fokuskan tiga, daerah gerakan, tanam cabai keriting

Pemprov Riau Fokuskan Tiga Daerah Gerakan Tanam Cabai Keriting

Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau akan meluncurkan gerakan rumah tangga menanam cabai keriting di wilayah setempat khususnya di kota penghitung inflasi bulanan guna menambah produksi komoditas tersebut.

"Prioritas menanam cabai keriting itu ada di Pekanbaru, Dumai dan Selatpanjang," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau Askardiya R Patrianov di Pekanbaru, Rabu.

Menurut Patrianov, melambungnya harga cabai keriting di Pekanbaru, Riau, umumnya telah mendorong pemerintah daerah untuk memproduksi cabai secara masif.

Tujuannya agar pasokan cabai Riau tidak lagi tergantung pada wilayah Sumbar dan Medan seperti selama ini. "Sehingga cabai keriting bisa dikendalikan tidak lagi sebagai penyumbang inflasi terbesar seperti selama ini di Riau," katanya.

Menurut dia, nantinya konsep gerakan rumah tangga menanam cabai keriting ini dilakukan di pekarangan dengan polybag. Untuk gerakan menanam cabai keriting ini diperkirakan butuh bibit sekitar 250 ribu batang.

"Pekanbaru minimal butuh bibit 100 ribu batang," tegasnya.

Tembilahan 50.000 serta kabupaten lainnya. Dinas Pertanian saat ini sudah menyemai bibit cabai keriting.

"Jumlahnya ada 20 ribu batang plus 20 persen antisipasi gagal. Pertengahan Februari 2017 semua bibit siap sebar sehingga layak dikembangkan," katanya.

Tiga wilayah penghitung inflasi harus menanam cabai. Pertama Pekanbaru, Dumai dan Tembilahan. "Kami sudah coba hitung kapasitasnya

Pekanbaru 100 ribu batang yang disebar pada lima kecamatan prioritas," katanya

"Kita sasar kelompok kecamatan yang berada di kota, bukan dipinggiran, sebab mereka sudah punya lahan sendiri," tegasnya.

Fokusnya rumah tangga yang ada di kota seperti kecamatan Sail, Pekanbaru kota, Sukajadi.

Memasuki musim hujan harga cabai keriting di Riau di luar dugaan naiknya. Padahal cabai secara sumbangan pembentuk inflasi tidak sebesar beras. Namun lonjakannya melebihi enam kali lipat dari Rp20.000 per kilogram menjadi Rp120.000 perkilogram.

Lonjakan cabai keriting jauh dari perkiraan. Hal itu yang membuat angka inflasi terkerek. "Bayangkan inflasi Riau Januari-November 2016 itu hanya 3,8 persen, tetapi cabai sendiri menyumbang 1,17 persen," katanya.