Denpasar (Antarariau.com)- Umat Hindu Dharma di Bali, Sabtu merayakan Hari Suci Kuningan, rangkaian Hari Raya Galungan yang bermakna memperingati Kemenangan Dharma (kebaikan) melawaan Adharma (keburukan).
Pada hari raya yang jatuh sepuluh hari setelah Hari Raya Galungan, umat Hindu menghaturkan sesaji (sesajen) di Pura, tempat suci umat Hindu maupun di merajan, tempat suci milik keluarga masing-masing.
Umat Hindu di kota Denpasar dan sekitarnya setelah melakukan persembahyangan di tempat suci keluarga melakukan kegiatan yang sama di Pura Jagatnatha jantung Kota Denpasar.
Masyarakat mengenakan busana adat Bali didominasi warna putih seusai melakukan persembahyangan di Pura Jagatnatha, melakukan hal yang sama ke Pura Sakenan, Kelurahan Serangan, 12 km arah selatan kota Denpasar.
Warga berduyun-duyun ke Pura Sakenan, tempat suci yang sebelumnya terpisah dengan daratan Pulau Dewata, sehingga umat Hindu yang bersembahyang ke sana sebelum tahun 2000, harus menggunakan jasa perahu motor atau jukung.
Namun sekarang lokasi tersebut menyatu dengan daratan Pulau Bali, sehingga warga dengan mudah menjangkau lokasi Pura Sakenan dengan kendaraan bermotor. Hari Raya Kuningan jatuh bertepatan dengan upacara besar (piodalan) di Pura Sakenan.
Persembahyangan berlangsung sejak pagi hingga sore hari, bahkan dalam kegiatan ritual berskala besar kali berlangsung selama empat hari hingga Selasa (20/9).
Pihak panitia dan bendesa adat Serangan dalam mengantisipasi membludaknya umat yang bersembahyang ke Pura Sakenan menerapkan antrean masuk ke mandala utama (areal utama) pura guna mengikuti persembahyangan secara tertib dan khusyuk.
Selain itu menyediakan areal parkir yang cukup luas untuk sepeda motor dan kendaraan serta koordinasi dengan pecalang, keamanan desa adat setempat.
Pura Sakenan, salah satu Pura "Sad Kahyangan" (pura besar) yang memiliki keunikan dan keistimewaan dibanding tempat suci lainnya di Pulau Dewata, yakni terdapat "Persada" berupa bangunan yang bertingkat-tingkat seperti limas.
Menurut sejarah pura Sakenan dibangun oleh Asthapaka, seorang pendeta Budha. Hal itu dilakukan karena sang pendeta kagum akan keindahan laut terpadu dengan keindahan daratan.
Sang pendeta merasakan bahwa, di tempat itu ada suatu kekuatan suci, sangat baik untuk memuja Tuhan demi keselamatan dan kesejahteraan umat manausia.
Berita Lainnya
Umat Hindu Dharma di Bali Merayakan Hari Suci Galungan
01 November 2017 10:55 WIB
Korem 031/Wirabima Gelar Doa Bersama Umat Hindu
02 December 2016 20:20 WIB
Umat Hindu Rayakan Kuningan Di Pura Sakenan
27 December 2014 15:00 WIB
Pantai Kuta Dipadati Umat Hindu
28 March 2014 10:00 WIB
BRI rayakan HUT ke-26 BUMN dengan menggelar aneka promo di restoran
13 April 2024 15:58 WIB
Pertama dalam 5 tahun, ratusan WNI rayakan Idulfitri di KBRI Bukares, Rumania
12 April 2024 14:21 WIB
Tips menyiapkan parsel untuk rayakan Tahun Baru Imlek 2024
09 February 2024 17:01 WIB
Rayakan HUT SIG ke-11, Direksi Semen Padang cosplay pahlawan
11 January 2024 14:03 WIB