Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sebanyak 10 warga binaan mengikuti ujian nasional paket B atau setara Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pekanbaru, Provinsi Riau.
"Secara keseluruhan ada 12 orang yang mengikuti ujian. Namun, dua warga binaan kita telah bebas, dan saat ujian tidak datang meski telah dipanggil. Jadi untuk hari ini selanjutnya ada 10 yang mengikuti ujian," kata Kepala Seksi Pembinaan Lapas Klas IIA Pekanbaru, Yusup Gunawan kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan seluruh peserta ujian tersebut merupakan murni warga binaan dari Lapas Klas IIA Pekanbaru. Untuk ujian pada Senin hari ini, lanjutnya, mereka akan diuji dengan dua mata ujian yakni Bahasa Indonesia dan PPKN.
Yusup yakin, seluruh peserta dapat mengerjakan ujian dengan baik karena sebelumnya mereka telah mendapatkan pembekalan materi selama lebih kurang delapan bulan dari Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.
Pada ujian tersebut, mereka dikumpulkan di sebuah aula yang disebut sebagai pusat kegiatan warga binaan. Untuk pengawas ujian sendiri, Yusup menyebutkan langsung dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pekanbaru. Sementara untuk pengamanan selama ujian, tetap dilakukan oleh petugas Lapas.
Lebih jauh, Yusup menjelaskan bahwa rata-rata warga binaan yang mengikuti ujian merupakan tahanan atas perkara narkoba.
"Warga binaan perkara narkoba ada empat orang, asusila tiga orang, pembunuhan dua orang. Sisanya perkara pencurian. Rata-rata mereka telah menjalani tahanan lebih dari satu tahun dengan usia antara 26 hingga 32 tahun," ujarnya.
Secara keseluruhan jumlah siswa SMP yang ikut UN di Pekanbaru sebanyak 16.326 orang. Wali Kota Pekanbaru, Firdaus mengakui semua proses UN berjalan lancar.
Ia yang melakukan peninjauan pelaksanaan UN di beberapa SMP, mengaku senang pelaksanaan ujian diikuti oleh para siswa berlangsung dengan tertib dan aman.
"Saya lihat ruang ujian dengan UNBK tertata rapi, bersih dan nyaman sehingga memberikan kepercayaan diri bagi anak-anak untuk mengerjakan soal," ujar Firdaus.
Ke depan, sambungnya, Pekanbaru akan menambah terus jumlah sekolah yang bisa menyelenggarakan UN daring sehingga lebih mudah dan praktis.
"Apalagi tahun depan SMA hingga perguruan tinggi sudah dilimpahkan kewenangannya ke Provinsi Riau, maka kita akan fokus membenahi SMP ke bawah," tambah Firdaus.