Washington, (ANTARA News) - Planet kerdil Ceres, salah satu objek paling menarik dalam tata surya, menyemburkan uap air dari permukaannya yang berselimut es, demikian menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature.
Menggunakan teleskop inframerah Herschel milik Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA), para peneliti melihat semburan uap air secara periodik dari Ceres, obyek terbesar dalam sabuk asteroid yang ada di antara orbit Mars dan Jupiter.
Temuan itu datang hanya setahun sebelum pesawat antariksa Dawn milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dijadwalkan melihat lebih dekat ke Ceres, benda bulat dengan diameter sekitar 590 mil atau kurang dari sepertiga ukuran bulan.
"Ini untuk pertama kalinya terdeteksi dengan jelas di Ceres atau objek dalam sabuk asteroid lain dan memberikan bukti bahwa Ceres punya permukaan ber-es dan atmosfer," kata Michael Küppers dari ESA di Spanyol, yang memimpin penelitian tersebut.
Pertanyaannya adalah apakah yang menyebabkan semburan uap air dari dua lokasi di Ceres. Salah satu idenya, menurut para peneliti, adalah bahwa matahari kadang cukup menghangatkan bagian permukaannya yang ber-es sehingga uap air muncul.
Kemungkinan lainnya, kata mereka, adalah bahwa ada air cair di bawah permukaan beku Ceres dan uap itu adalah muntahan geiser atau gunung api es.
Para ilmuwan menduga Ceres mengandung batu di bagian dalamnya dan terbungkus dengan mantel es, yang jika meleleh jumlahnya akan lebih banyak air dibandingkan jumlah air yang ada di Bumi.
Ceres ditemukan tahun 1801, lebih dari satu abad sebelum penemuan planet paling kecil dan paling jauh, Pluto, pada 1930.
Planet kerdil itu merupakan satu dari sedikit tempat di tata surya yang memiliki air selain Bumi.
Satu pertanyaan besar tentang penemuan uap air di Ceres adalah apakah itu berarti ada peluang untuk kehidupan.
"Salah satu hal yang menarik di sini adalah kemungkinan adanya air cair selain es," kata Marc Rayman dari Laboratorium Propulsi Jet NASA.
"Pastinya semua kehidupan yang kita tahu bergantung pada air. Dan dengan demikian ini adalah bagian dari pertanyaan besar tentang dimana kehidupan bisa ada," kata direktur misi dan perekayasa Dawn itu dalam wawancara lewat telepon dengan kantor berita Reuters.
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB