BKKBN Riau -Polresta Pekanbaru berupaya turunkan prevalensi tengkes

id BKKBN Riau

BKKBN Riau -Polresta Pekanbaru berupaya turunkan prevalensi tengkes

Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol. Dr. Pria Budi S.I.K, M.H menyerahkan bntuan telur, beras, ikan dan daging ayam potong kepada balita beresiko stunting di Pekanbaru, didampingi ibu Ketua Bayangkari Polresta Pekanbaru Ny. Pria Budi dan disaksikan Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau serta Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru H. Muhammad Amin. Antara/Frsilidia.

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau berkolaborasi dengan Polresta Pekanbaru berupaya menurunkan prevalensi tengkes (stunting) melalui program Jumat Barokoh dan sedekah Rp1.000/hari melalui program "Seribu Berjuta Makna" dari seluruh anggota polisi.

"Setelah uang terkumpul maka pada tiap Jumat barokah akan dibagikan kepada keluarga yang membutuhkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti kedai berbagi makanan gratis dan bantuan makanan bergizi untuk bumil dan balita beresiko tengkes," kata Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Dr Pria Budi SIK, MH di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan itu saat melakukan "grebek" atau kunjungan lapangan kepada keluarga berpotensi dan beresiko tengkes di Kota Pekanbaru yakni di Jalan Jenderal yakni rumah balita Zaky Ramadhan, rumah di Jln Gotong Royong yakni ibu Nurbaiti (bumil) yang beresiko tengkes, rumah di Jln Durian dnegan seorang balita Ghania Nuradiba yang beresiko tengkes serta rumah di Jln. Budi Utomo III yakni balita Zepanya yang juga beresiko tengkes.

Pria Budi mengatakan, pemberian bantuan bersumber dari sedekah tersebut akan digunakan untuk pembelian beras, makanan bergizi seperti telur, ayam dan ikan bagi ibu hamil dan balita beresiko tengkes.

"Upaya untuk menurunkan prevalensi tengkes di Pekanbaru harus dikeroyok bersama karena sesuai target Presiden Jokowi untuk menekan prevalensi tengkes hingga 14 persen pada tahun 2024 sehingga jajaran Polri perlu membantu BKKBN pada wilayah masing-masing," katanya.

Khusus di Polresta Pekanbaru melalui program "Seribu Berjuta Makna" atau sedekah Rp1.000 per hari itu jika 1.100 anggota polisi seluruh Kota Pekanbaru menyumbang maka terhimpun sebanyak Rp1.100.000/ hari. Jika selama enam hari saja akan bisa mencapai Rp6,6 juta.

Akan tetapi sejak setahun program ini digerakkan, katanya anggota justru menyumbang lebih dari itu mulai dari Rp5.000/orang hingga Rp10.000/orang sehingga sumbangan tersebut bisa juga membiayai bedah rumah warga.

"Namun demikian untuk enam bulan ke depan kita akan arahkan program sedekah tersebut untuk mempercepat penurunan prevalensi tengkes di Pekanbaru yakni bantuan protein hewani, telur ikan, daging ayam segar guna membantu perbaikan gizi mereka," katanya.

Selain mendapatkan data by name by addres dari BKKBN, katanya menambahkan, pihaknya juga mengerahkan sebanyak 83 Babinkamtibmas dalam melakukan penyuluhan bagi keluarga beresiko tengkes.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia mengapresiasi program "Seribu Berjuta Makna" dari Kapolresta Pekanbaru, Ibu Bayangkari dan jajaran pengurus karena upaya menurunkan prevalensi tengkes di Riau membutuhkan dukungan berbagai pihak.

"Kita membutuhkan dukungan dari berbagai instansi dan alhamdulillah oleh Kapolresta Pekanbaru sudah merealisasikan dan aksi kepedulian sosial ini diharapkan jajaran yang sama seluruh Riau menerapkan," katanya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru H. Muhammad Amin, mengatakan per Januari 2023 tercatat sebanyak 318 balita tengkes yang berasal dari keluarga yang beresiko tengkes sebanyak 70.259 KK.
Seorang Bumil yakni ibu Nurbaiti yang beresiko tengkes di Jalan Gotong Royong Kota Pekanbaru mendapat bantuan makanan bergizi dari Kapolresta Pekanbaru. Antara/Frislidia.


Ia menyebutkan, sebanyak 50 persen dari KK bersiko tengkes itu sudah mendapatkan kunjungan dan pendampingan oleh 981 Tim Pendamping Keluarga (TPK). Satu tim beranggota 3 orang itu berasal dari Kader PK, bidan, kader PKK dan Kader bangga kencana," katanya.

"Saat ini, tercatat sudah 233 KK yang memiliki balita stunting sudah mendapatkan intervensi dari Bapak Asuh Anak Stunting (Baas) dan ditambah anak dan bumil dari empat keluarga lagi yang dibantu oleh Kapolresta Pekanbaru itu," demikian Muhammad Amin.