ODHA di Provinsi Riau capai 7.869 orang hingga Agustus 2022

id Pemrov Riau

ODHA di Provinsi Riau capai 7.869 orang hingga Agustus 2022

Wakil Gubenur Riau Edy Natar Nasution. ANTARA/HO-Diskominfotik Riau.

Pekanbaru (ANTARA) - Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat hingga Agustus 2022 telah ditemukan 7.869 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di dareah itu, di antaranya 3.686 orang sudah dalam stadium AIDS.

"Kasus ini harus menjadi keprihatinan kita semua, sebab jika tidak diperhatikan secara khusus dikhawatirkan perkembangannya akan menjadi semakin lebih besar lagi," kata Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution dalam keterangan di Pekanbaru, Rabu.

Iamenyampaikan hal itu dalam seminar nasional HIV\AIDS di Hotel Prime Park di Pekanbaru.

ia mengatakanHIV/AIDSmerupakan masalah sosial kemasyarakatan dan pembangunan karenanya upaya penurunan penyakit menular pada kelamin ini harus diintegrasikan ke dalam program pembangunan nasional, program pembangunan di provinsi, hingga program pembangunan di kabupaten/kota.

Apalagi, katanya, karakteristik temuan kasus HIV/AIDS di Provinsi Riau sudah mengarah kepada populasi umum dengan jumlah terbesar berada di Kota Pekanbaru dengan temuan kasus 4.639 orang, sedangkan temuan kasus pada ibu rumah tangga (IRT) yang terinfeksi dari pasangan hidup menduduki rangking ketiga terbesar.

"Namun jika dikelompokkan ke dalam kelompok usia, maka HIV terbanyak ditemukan pada kelompok usia produktif yakni usia 25-45 tahun sebesar 60 persen," katanya.

Oleh karena itu, katanya, penanggulangan HIV/AIDS tidak bisa dibebankan hanya kepada Dinas Kesehatan dan rumah sakit.

Ia menyebut kasus ini dipengaruhi oleh perilaku, kebiasaan, situasi sosial dan lingkungan masyarakat.

Untuk itu, katanya, perlu sinergi yang kuat antara pemerintah, pemangku kepentingan terkait, hingga masyarakat,khususnya peran remaja dalam mempromosikan pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS.

"Diperlukan upaya penanggulangan HIV/AIDS dilakukan secara sistemik dan terpadu, mulai dari peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan penyakit, hingga perawatan dukungan pengobatan bagi ODHA dan orang-orang terdampak HIV/AIDS," demikian Edy.