APKI: Kampanye Hitam Terkait Krisis Global

id apki kampanye hitam terkait krisis global

APKI: Kampanye Hitam Terkait Krisis Global

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menyatakan, kampanye hitam segaja dihembuskan organisasi non pemerintah (NGO) yang menggunakan pendanaan luar negeri terkait banyaknya pabrik kertas yang tutup akibat krisis global.

"Untuk saat ini, Indonesia yang paling kuat. Sebab, negara-negara Eropa termasuk skandinavia dan Amerika sudah banyak pabrik kertas yang tutup diterpa krisis," ujar Wakil Ketua Umum APKI, Rusli Tan yang dihubungi dari Pekanbaru, Kamis.

Biasanya, menurut dia, selisih harga kertas dan pulp minimal 250 dollar AS per ton. Namun, sekarang ini selisihnya tidak sampai 150 dollar AS atau bahkan 100 dollar AS per ton karena permintaan kertas dalam negeri berlimpah pasokan.

Pada kondisi normal stok ditingkat produsen hanya 2.000 ton dan kini mencapai 4.000 ton yang berkibat pada harga kertas menjadi turun sekitar 800 dollar AS per ton dan pulp 630 dollar AS per ton.

Sementera harga kertas saat ini seharusnya sudah naik karena di Eropa dan Amerika Serikat sudah mulai masuk musim dingin. Sebab, industri kertas di negara empat musim itu sudah tidak berproduksi.

Jadi krisis yang terjadi membuat industri kertas di negara maju menjadi mati, karena itu diduga semakin gencar melakukan kampanye hitam terhadap produk pulp dan kertas Indonesia melalui NGO.

"Sebab ada rasa ketakutan oleh karena sudah tidak produksi pulp dan kertas lagi. Tapi pemerintah tidak mengerti itu dan mengganggap tidak berpengarud atau tidak apa-apa dengan kampanye negatif. Padahal pelaku usaha yang merasakan dampak kampanye negatif di luar negari," katanya.

Ketua Umum APKI, Misbahul Huda sebelumnya mengatakan, kinerja industri pulp dan kertas hingga pertengahan tahun 2013 belum menggembirakan karena krisis ekonomi di kawasan Eropa dan maraknya kampanye hitam tentang produk kertas Indonesia.

Padahal pada tahun 2012, ekspor pulp dan kertas tumbuh sekitar 5 persen dibanding capaian ekspor dilakukan pada tahun 2011 dengan kapasitas produksi ikut meningkat sekitar 4 persen atau menjadi 7,3 juta ton untuk pulp dan 10 juta ton untuk kertas,

"Ekspor pulp mencapai 2,83 juta ton dengan nilai 1,6 miliar dollar AS, sedangkan untuk ekspor kertas sebesar 4,49 juta ton atau senilai dengan 3,9 miliar dollar AS," katanya.