Pemkot Palu sasar ribuan balita dan bumil untuk perbaikan gizi

id Gizi, stunting, kekerdilan, dinkespalu, Indrawati, Pemkotpalu, Sulteng,Balita, gizi buruk

Pemkot Palu sasar ribuan balita dan bumil untuk perbaikan gizi

Ilustrasi- Seorang Balita penderita gizi buruk warga Pantoloan Boya mendapat penanganan medis di Puskesmas Pantoloan, Kecamatan Tawaeli sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Umum Madani Palu, Selasa (11/8/2020). (ANTARA/HO/Pemkot Palu)

Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu Sulawesi Tengah menyasar kurang lebih 7.000 balita dengan intervensi bantuan makanan tambahan (BMT) untuk perbaikan gizi agar tumbuh kembang anak lebih baik.

"Langkah ini dilakukan sebagai upaya mencegah terjadinya kekurangan gizi kronis terhadap anak," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Palu Indrawati yang dihubungi di Palu, Minggu.

Menurutnya, balita sangat rentan terhadap gizi kronis jika pola makan tidak diatur dengan baik, oleh karena itu makanan mereka konsumsi harus dipastikan memiliki protein yang cukup.

Dalam pemenuhan gizi anak, Dinkes Palu juga telah bekerja sama dengan Dinas Pertanian setempat, yang mana pemberian BMT lebih memanfaatkan bahan baku pangan lokal, yang nilai gizinya tidak kalah dengan pangan lainnya.

"Ada beberapa hal yang memicu faktor terjadi kekurangan gizi kronis. Selain pola makan, juga dapat di pengaruhi oleh sanitasi lingkungan yang buruk, sehingga memicu tumbuhnya bakteri berdampak pada perkembangan fisik anak yang berujung pada kekerdilan atau stunting," tutur Indrawati.

Ia memaparkan, Pemkot Palu dalam melakukan layanan kesehatan masyarakat secara konsisten memprioritaskan pemenuhan gizi.

Anak/balita dengan kecukupan gizi tidak hanya memberikan dampak psikis, tetapi juga dapat meningkatkan kecerdasan otak, begitu pun sebaliknya.

Dalam mendukung program BMT sekaligus percepatan penurunan kasus stunting, Dinkes Palu mendapat sokongan dana alokasi khusus (DAK) senilai Rp600 juta dari

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan.

Ia menambahkan, selain balita, pemenuhan gizi terhadap ibu hamil juga terus digalakkan, yang mana Dinkes melibatkan seluruh unit layanan kesehatan pemerintah, baik Puskesmas maupun Puskesmas pembantu serta menggandeng kader posyandu.

"Kami berharap apa yang telah diprogramkan ini dapat berjalan maksimal serta memberikan dampak positif bagi tumbuh kembang balita dan perbaikan gizi ibu hamil yang berpotensi kekurangan energi kronis (KEK)," demikian Indrawati.