Stadion Utama Riau Disterilkan Karena Kunjungan Rita Subowo

id stadion utama, riau disterilkan, karena kunjungan, rita subowo

Pekanbaru, (antarariau.com) - Puluhan personel Satpol PP mensterilkan Stadion Utama Riau dari aksi protes kontraktor dan subkontraktor yang menuntut pembayarah hutang, di Pekanbaru, Senin.

Uniknya hal itu dilakukan karena adanya kunjungan rombongan panitia Islamic Solidarity Games (ISG) yang dipimpin langsung oleh Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo.

Berdasarkan pantuan Antara, upaya sterilisasi itu terlihat sejak pagi hari mulai dari pembongkaran terhadap pagar besi yang dipasang kontraktor untuk memblokade akses masuk stadion megah itu. Pembersihan juga terlihat ketika personel Satpol PP mencopot tiga buah spanduk yang dipasang subkontraktor di lantai satu stadion.

Sebabnya, tiga spanduk itu bertuliskan kalimat yang cukup "pedas" karena mengkritik Pemprov Riau agar melunasi hutang proyek sebelum bisa menggunakan stadion berkapasitas lebih dari 40 ribu tempat duduk itu.

Insiden mengerikan sempat terjadi ketika seorang personel Satpol PP jatuh saat mencoba mencopot spanduk. Petugas Provos Satpol PP Riau bernama M. Kiman itu jatuh dari tangga ke lantai bawah stadion dari ketinggian sekira lima meter.

"Kemungkinan korban cedera di pinggang dan kakinya, tapi untungnya dia masih sadar setelah jatuh," kata Kepala Bidang Penindakan Satpol PP Provinsi Riau, Iswadi.

Sebelumnya, rombongan panitia ISG juga tak bisa masuk akibat pihak kontraktor memblokade jalan masuk ke stadion megah itu. Bahkan rombongan saat itu harus berjalan kaki cukup jauh dari pintu masuk, sekira 1,5 kilometer, menuju gerbang utama.

Namun, kali ini rombongan Rita Subowo sepertinya akan lebih leluasa karena satpol PP sudah membuka blokade pagar besi di akses pintu masuk stadion. Meski begitu, petugas tampak kesulitan karena pagar besi cukup berat sehingga tak bisa semuanya disingkirkan dari badan jalan.

Pihak kontraktor yang tergabung dalam kerjasama operasi (KSO) melarang segala aktivitas di stadion utama sebelum Pemprov Riau sebagai pemilik proyek membayar utang pembangunan. Tiga kontraktor itu terdiri dari PT Pembangunan Perumahan, Adhi Karya dan Wika.

Utang tertunggak kepada KSO mencapai Rp147 miliar untuk pengerjaan fisik stadion dan perawatan. Selain itu, Pemprov Riau juga berhutang pada Adhi Karya untuk pembangunan sarana dan fasilitas pendukung stadion sekitar Rp144 miliar.

Kontraktor menilai sudah terlalu banyak memberi dispensasi penggunaan stadion itu untuk kualifikasi Piala Asia dan PON XVIII, namun Pemprov Riau tidak punya itikad baik untuk melunasi utang. Karena itu, kontraktor tidak mengizinkan penyelenggaraan ISG pada Juni nanti digelar ditempat itu sebelum hak mereka dipenuhi.