Mayong: Jurnalis Antara harus jaga hati, perasaan, dan NKRI

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara

Mayong: Jurnalis Antara harus jaga hati, perasaan, dan NKRI

Mayong usai seminar di Pekanbaru. (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - Anggota Dewan Pengawas Perum LKBN ANTARAMayong Suryo Laksono, mengatakan kebersamaan jauh lebih penting daripada bertabrakan dengan pihak lain dan hal itu menjadj kunci jurnalisme yang diterapkan di kantor berita milik negara itu.

"Tetap menggunakan prinsip-prinsip dasar jurnalistik, netralitas, ketidakberpihakan, serta harus setia untuk 'mensakralkan' fakta, namun harus memiliki kepekaan untuk menjunjung persatuan bangsa. Semua itu memang selalu menjadi patokan pekerjaan ANTARA, sama dengan insan media lainnya tentunya. Namun bagi insan ANTARA menyampaikan pesan dalam konteks persatuan bangsa menjadi keharusan,” kata Mayongdi Pekanbaru, Kamis.

Ia mengatakan itu saat menjadi narasumber pada seminar daring maupun luring Cerdas Berdemokrasi Seri 3, bertema "Jaga berita, Jaga cinta, Jaga Indonesia”, di Pekanbaruyang digelar oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Acara melibatkan jurnalis media cetak, elektronik dan online itu, dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang demokrasi Pancasila di era infodemik COVID-19, serta mendorong perubahan perilaku para awak media agar positif dan penuh cinta kasih dalam pemberitaan, demi kerukunan masyarakat, bangsa, dan negara.

Menurut Mayong, ANTARA memilih apa yang baik, ada teori dan paktik yang tidak bisa dilanggar untuk menghasilkan produk teks, foto gambar bergerak, akan tetapi tetap ada penyaringan karena semua berdasarkan pada amanah negara.

"Negara menunjuk ANTARA untukmendesiminasikan dan mempublikasikan berita. Sebagai Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional, ANTARA adalah sebuah kantor berita yang saham dan asetnya dikuasai oleh pemerintah sehingga ada keharusan, kaidah, teori dan praktik yang tidak bisa dilanggar," katanya.

Dari beragam media kini, kendati berbeda produknya, sudut pandang, dan konsep penyajiannya, ia meyakini bahwa semua jurnalis tentu mempunyai idealisme yang sama dengan ANTARA yakni semangat menjaga kohesitas bangsa, menjaga ke-Indonesiaan.

Sekarang, katanya lagi, produk-produk Antara juga harus menyesuaikannya dengan kebutuhan saat ini, ketika informasi sudah tidak terbendung dan semua orang bisa menerima informasi, bahkan semua orang bisa menghasilkan informasi (semua orang bisa jadi jurnalis,red) maka perlu lebih ditingkatkan lagi kemampuan untuk memilih dan memilahnya dengan baik.

"Jadi kemampuan menyaring setiap insan ANTARA sangat diperlukan, sebab kadang-kadang tidak semua informasi layak dipublikasikan dan tidak semua fakta lantas bisa ditularkan, karena ada yang perlu disaring agar tidak mengganggu kebersamaan, kebhinnekaan, kohesitas bangsa dan sebagainya," katanya.

Ia menjelaskan, sebagai kantor berita nasional, jaringan Antara sangat luas, memiliki biro di 34 provinsi dengan 628 reporter memproduksi produk berita teks foto, dan video. Selain itu Antara juga memproduksi data bekerjasama dengan kantor berita asing tidak hanya terkait informasitapi juga data sosial, statistik, keuangan, pasar modal dan lainnya.

Selain Mayong, seminar itu juga menghadirkan Dwitri Waluyo (Redaktur Pelaksana Portal Berita InfoPublik.id), Heru Margianto (Redaktur Pelaksana Kompas.com), dan ahli komunikasi Emrus Sihombing. Sementara pemandu adalah Algooth Putranto, wartawan yang juga dosen komunikasi Universitas Bakrie.