Sempat menolak "tracking", Bupati Meranti akhirnya terapkan PSBM di Desa Tanjung Peranap

id Psbm meranti, corona meranti

Sempat menolak "tracking", Bupati Meranti akhirnya terapkan PSBM di Desa Tanjung Peranap

Bupati Kepulauan Meranti saat memberikan bantuan kepada warga Desa Tanjung Peranap. (ANTARA/Rahmat Santoso)

Selatpanjang (ANTARA) - Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, sempat menolak dilakukan tracking (pelacakan) oleh Tim Gugus Tugas setelah warganya terkonfirmasi positif COVID-19.

Dari data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kepulauan Meranti ada sebanyak 16 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 tanpa memiliki gejala. Hingga saat ini sisa enam orang yang masih diisolasi, dan 10 orang sudah dinyatakan sembuh.

Meski sudah menurun angka yang positif, Tim Gugus Tugas terus melakukan tracking kontak erat dengan yang terkonfirmasi positif COVID-19 di desa tersebut.

Namun kedatangan tim ditolak oleh masyarakat setempat, sehingga proses tracking terhenti dan menyebabkan kondisi desa menjadi memanas.

Penularan virus ini pertama kali terjadi kepada sepasang suami istri. Setelah dilakukan tracking terdapat seorang warga setempat dan dua staf desa yang tertular. Penularan itu menjadi kluster dan akhirnya terjangkit hingga mencapai 16 orang.

Kepala Desa Tanjung Peranap, Aswandi mengungkapkan sejak banyak masyarakat Tanjung Peranap yang terkonfirmasi positif, timbul gejolak ditengah masyarakat sehingga hilang kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa.

"Adanya fitnah di sana - sini maka timbullah prasangka tidak baik. Yang ada hanya bully an dan cemoohan terhadap kami pribadi. Beban moral yang kami tanggung gara-gara musibah COVID-19 ini," katanya, Selasa (18/11).

Ia juga mengatakan bahwa petugas kesehatan terkesan arogan saat menjalankan tugasnya sehingga membuat kesan masyarakat menjadi takut. Walaupun tidak pernah bersekolah, kata dia, masyarakat bisa memantau dan menilai kinerja tim COVID-19 yang dianggap arogan dalam melakukan tracking ke masyarakat.

"Dokter yang bertugas juga kurang etikanya, dimana ketika berada di rumah orang yang sakit malah ketawa dan bercanda sehingga masyarakat bertanya kami ini sakit atau memang dibuat sakit," ujarnya.

Aswandi juga menegaskan jika warganya tidak pernah menolak untuk dilakukan pemeriksaan oleh tim medis bahkan untuk pengambilan sampel swab sekalipun. Jika ada yang mengatakan bahwa ada masyarakatnya yang melawan petugas itu sama sekali tidak benar dan bohong.

"Saya juga mohon kepada individual dari Dinas Kesehatan yang terkesan arogan, karena perlu belajar mendekati masyarakat dengan cara yang persuasif," ujarnya lagi.

Akibat cara yang kurang persuasif yang dilakukan sampai saat ini, masih menyisakan rasa trauma bagi masyarakat desa. Masyarakatnya kembali bisa bersemangat dalam menjalani aktivitas setelah mendapat motivasi dari Kapolsek Tebingtinggi Barat, Iptu AGD Simamora.

"Kami berdiri dan berkumpul di sini berkat dari motivasi yang diberi oleh Kapolsek yang kami anggap sangat luar biasa dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat," tuturnya.

Setelah mengetahui adanya gejolak di Desa Tanjung Peranap, Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan MSi akhirnya turun tangan dan terjun langsung terjun ke desa pada Selasa (17/11). Ia memutuskan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di Desa Tanjung Peranap sebagai antisipasi mencegah terjadinya penyebaran COVID-19 di desa tersebut.

"Masyarakat disini mungkin trauma ketika ada petugas kesehatan yang melakukan swab dengan menggunakan baju hazmat serta isu-isu yang liar yang berkembang. Sehingga harus ada kebijakan yang bisa menyejukkan, dalam rangka untuk menentramkan masyarakat," ujarnya.

Untuk itu, kata Irwan, proses tracking dan swab dihentikan dan sebagai gantinya desa tersebut akan di lockdown selama 14 hari kedepan.

"Selama masa itu masyarakat disini tidak boleh keluar masuk dan pemerintah daerah akan memberikan bantuan bagi masyarakat berupa sembako," pungkas Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kepulauan Merantiitu.

Untuk mendukung kebijakan tersebut, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito SIKmengatakan pihaknya akan bersinergi dengan pihak terkait untuk melakukan upaya pengamanan dan lainnya.

"Tentunya kita akan melakukan upaya pengamanan preventif dan persuasif dan imbauan menerapkan protokol kesehatan. Selain itu kita juga akan bersinergi dengan pihak terkait seperti TNI dan Satpol PP dengan menempatkan personil sebanyak 18 orang dengan rincian dari Polri sebanyak 10, TNI 2 personil dan Satpol PP sebanyak 6 personil," jelasnya.

Baca juga: Kapolsek Tebingtinggi Barat : Laporkan kalau temukan titik api

Baca juga: Bantuan lapak ikan untuk tingkatkan perekonomian di Teluk Meranti