Jajak pendapat nyatakan dua pertiga publik Jepang dukung kabinet Suga

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,PM Jepang

Jajak pendapat nyatakan dua pertiga publik Jepang dukung kabinet Suga

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga bersiap untuk foto dengan menteri kabinet di kediaman resmi Suga di Tokyo, Jepang, Rabu (16/9/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/nz/cfo/aa.)

Tokyo (ANTARA) - Pemerintahan Perdana Menteri Jepang yang baru (17/9), Yoshihide Suga didukung oleh setidaknya dua pertiga responden dalam jajak pendapat domestik yang diambil pada hari-hari awal pemerintahannya.

Kantor berita Kyodo mengatakan pada Kamis bahwa jajak pendapat melalui telepon menunjukkan 66,4 persen publik mendukung kabinet Suga.

Baca juga: Suga menangkan posisi pemimpin partai berkuasa Jepang, gantikan Shinzo Abe

Sebuah survei terpisah oleh surat kabar Nikkei dan TV Tokyo menunjukkan 74 persen dukungan, tertinggi ketiga untuk Kabinet yang akan datang dalam sejarah jajak pendapat, dengan balasan positif yang mencatat kepribadian Suga yang "dapat dipercaya".

Suga menjadi perdana menteri baru Jepang pada hari Rabu, berjanji untuk menahan COVID-19 dan mendorong reformasi setelah mempertahankan sekitar setengah dari kabinet pendahulunya Shinzo Abe.

Ditanya kapan majelis rendah parlemen harus dibubarkan untuk pemilihan, 55,1 persen dari mereka yang disurvei mengatakan pemilihan harus diadakan segera sebelum atau pada akhir masa jabatannya saat ini, yang berlangsung hingga Oktober 2021.

Ada spekulasi bahwa Suga dapat mengambil keuntungan dari dukungan kuat, yang ditunjukkan oleh jajak pendapat media bahkan sebelum secara resmi menjabat, untuk segera mengadakan pemilihan cepat untuk memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan.

Namun, pada hari Rabu, Suga mengatakan bahwa yang paling diinginkan orang Jepang adalah menahan wabah virus corona dan menghidupkan kembali ekonomi yang terpukul.

"Ini hal pertama yang ingin saya kerjakan dengan kabinet baru saya," katanya kepada wartawan.

Baca juga: Survei: Yoshihide Suga jadi pilihan favorit menggantikan Perdana Menteri Abe

Penerjemah: Azis Kurmala