Universitas di Jerman hentikan riset klinis hydroxychloroquine untuk COVID-19

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, corona

Universitas di Jerman hentikan riset klinis hydroxychloroquine untuk COVID-19

Obat malaria tak ampuh (Antaranews)

Berlin (ANTARA) - Universitas di Jerman menghentikan riset klinis yang menggunakan obat anti-malaria hydroxychloroquine untuk COVID-19, lapor Spiegel Online pada Kamis (28/5).

Hal itu dilakukan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan ini memutuskan untuk menghentikan sebuah uji coba besar terkait masalah keamanan.

Baca juga: Jumlah pasien sembuh COVID-19 bertambah 183 jadi 6.240 orang

"Kini kami mungkin menghentikan riset selama dua pekan," kata Peter Kremsner, Direktur Medis Tuebingen University Hospital kepada Spiegel, yang melaporkan keputusan itu pada Kamis sore.

Selanjutnya akan dilakukan evaluasi apakah riset tersebut akan dilanjutkan, menurut Spiegel.

Hydroxychloroquine digembar-gemborkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pejabat lainnya sebagai pengobatan potensial untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Trump mengaku mengonsumsi obat tersebut untuk membantu mencegah infeksi.

Namun sejumlah negara Eropa pada Rabu mulai menghentikan penggunaan obat anti-malaria untuk mengobati pasien COVID-19, dan sebuah uji coba global kedua ditunda.

Kremsner mengatakan kepada Spiegel bahwa ia tidak memiliki indikasi efek samping yang mungkin berhubungan dengan hydroxychloroquine, mengatakan ia yakin obat tersebut mungkin dalam beberapa kasus digunakan pada pasien, di mana risiko efek sampingnya sangat tinggi.

"Saya yakin bahwa kami dapat melanjutkan uji coba," katanya seperti dikutip Spiegel.

Tak ada pihak di rumah sakit universitas yang bersedia berkomentar kepada Reuters.

Baca juga: Obat herbal atau Jamu Indonesia untuk corona bersiap diuji klinis

Baca juga: Perusahaan farmasi Inggris uji coba obat diabetes untuk pasien COVID-19


Sumber: Reuters

Pewarta : Asri Mayang Sari