Jakarta (ANTARA) - Untuk mempertahankan pertumbuhan bisnis berkelanjutan, Nissan menetapkan rencana empat tahun ke depan, di antaranya dengan menghentikan produksi 14 model mobil dan memangkas kapasitas produksi 20 persen di seluruh dunia.
Makoto Uchida, Chief Executive Officer Nissan, dalam pidatonya di Yokohama, Jepang, Kamis (28/5) waktu setempat mengungkapkan bahwa Nissan juga akan memangkas biaya tetap sebesar 300 miliar yen atau sekira Rp41,17 triliun.
Baca juga: Cara Nissan layani pelanggan selama pandemi virus corona
Sebagai bagian dari rencana besarnya, Nissan memastikan kembali penutupan pabrik di Indonesia dan akan segera menyusul pabriknya di Barcelona, Spanyol.
Penutupan fasilitas manufaktur di Indonesia dan berkonsentrasi pada pabrik Thailand sebagai basis produksi tunggal bersama mitra aliansi di ASEAN
untuk berbagi sumber daya, termasuk produksi, model, dan teknologi, kata Uchida.
Ke depan, Nissan akan memfokuskan bisnis inti untuk pasar Jepang, China, dan Amerika Utara.
"Rencana transformasi kami bertujuan untuk memastikan pertumbuhan yang stabil alih-alih ekspansi penjualan yang berlebihan. Kami sekarang akan berkonsentrasi pada kompetensi inti kami dan meningkatkan kualitas bisnis kami, sambil mempertahankan disiplin keuangan dan fokus pada pendapatan bersih per unit untuk mencapai profitabilitas," jelas Uchida.
Nissan akan memangkas (right-sizing) kapasitas produksi 20 persen menjadi 5,4 juta unit per tahun dengan asumsi shift kerja standar sebagai bagian dari efisiensi.
Itu dimaksudkan untuk mencapai tingkat pemanfaatan pabrik di atas 80 persen, membuat operasi lebih menguntungkan.
Sebagai konsekuensi, Nissan akan merasionalisasi jajaran produk global sebesar 20 persen--dari 69 menjadi kurang dari 55 model--, yang berarti ada pengurangan 14 model.
Selanjutnya Nissan akan berfokus pada segmen model inti global termasuk kendaraan segmen C dan D yang disempurnakan, kendaraan listrik, dan mobil sport.
Pabrikan Jepang ini akan memperkenalkan 12 model baru dalam 18 bulan ke depan, memperluas kehadiran di kendaraan listrik (EVs) dan mobil yang digerakkan motor listrik, termasuk e-POWER, dengan lebih dari 1 juta unit penjualan setahun pada akhir tahun fiskal 2023.
Di Jepang, Nissan akan meluncurkan dua kendaraan listrik dan empat kendaraan e-POWER lagi, meningkatkan rasio elektrifikasi hingga 60 persen dari penjualan.
Memperkenalkan sistem bantuan pengemudi tingkat lanjut ProPILOT di lebih dari 20 model di 20 pasar, menargetkan lebih dari 1,5 juta unit akan dilengkapi dengan sistem ini per tahun pada akhir 2023.
Dengan menerapkan rencana tersebut, Nissan bertujuan untuk mencapai margin laba operasi 5 persen dan pangsa pasar global yang berkelanjutan 6 persen pada akhir tahun fiskal 2023, termasuk kontribusi proporsional dari 50 persen perusahaan patungan ekuitasnya di China.
Baca juga: Nissan Motor perpanjang penghentian produksi di AS hingga Mei
Baca juga: Strategi Nissan 2020, jaminan layanan purnajual dan mobil baru
Pewarta : Suryanto
Berita Lainnya
Rinitis alergi tidak kunjung sembuh waspada penyakit penyerta atau multimorbiditas
25 April 2024 17:01 WIB
Seorang ibu di Zambia berhasil menyelamatkan balitanya dari serangan macan tutul
25 April 2024 16:41 WIB
Menhub Budi Karya siap fasilitasi investasi Jepang pada proyek TOD MRT Jakarta
25 April 2024 16:22 WIB
Wapres: Identifikasi faktor penghambat percepatan penurunan prevalensi stunting
25 April 2024 16:05 WIB
WhatsApp uji coba fitur baru telepon tanpa perlu simpan kontak
25 April 2024 15:55 WIB
Album baru Taylor Swift lewati 1 miliar streaming di platform Spotify
25 April 2024 15:41 WIB
Erick Thohir lanjutkan kerja sama dengan pelatih STY untuk timnas hingga 2027
25 April 2024 15:30 WIB
Mendag Zulkifli Hasan imbau masyarakat tak khawatir nilai rupiah karena devisa kuat
25 April 2024 15:20 WIB