KPK telusuri aliran dana ke DPRD terkait korupsi Bupati Bengkalis

id AMRIL MUKMININ, BUPATI BENGKALIS, DPRD, PROYEK JALAN, KPK, KORUPSI,Korupsi bengkalis

KPK telusuri aliran dana ke DPRD terkait korupsi Bupati Bengkalis

Bupati Bengkalis nonaktif Amril Mukminin (rompi), tersangka kasus korupsi proyek multiyears atau tahun jamak pembangunan Jalan Duri-Sei Pakning di Kabupaten Bengkalis, Riau. (Antara/Benardy Ferdiansyah)

Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi tengah menelusuri dugaan aliran dana ke DPRD Kabupaten Bengkalis terkait kasus korupsi proyek tahun jamak pembangunan Jalan Duri-Sei Pakning di Kabupaten Bengkalis.

Untuk menelusurinya, KPK telah memeriksa Bupati Bengkalis nonaktif Amril Mukminin (AM) sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

"Hari ini, penyidik melakukan pemeriksaan lanjutan kepada tersangka AM, yang bersangkutan dikonfirmasi terkait dengan adanya dugaan aliran dana ke DPRD Kabupaten Bengkalis," ujar Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri melalui keterangannya di Jakarta, Selasa pekan ini.

KPK sebelumnya pada 16 Mei 2019 telah menetapkan Amril sebagai tersangka bersama Direktur PT Mitra Bungo Abadi Makmur alias AAN (MK).

Keduanya ditetapkan sebagai tersangka dalam pengembangan perkara dugaan tindak pidana korupsi peningkatan Jalan Batu Panjang-Pangkalan Nyirih di Kabupaten Bengkalis.

Sebelumnya, KPK telah memproses dua orang sebagai tersangka dan mendakwa ke persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pekanbaru, yaitu M Nasir dan Direktur Utama PT Mawatindo Road Construction Hobby Siregar.

Pertama, dalam dugaan korupsi pada proyek Peningkatan Jalan Batu Panjang-Pangkalan Nyirih di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau Tahun Anggaran 2013-2015 dan kedua dugaan suap terkait proyek "multiyears" pembangunan Jalan Duri-Sei Pakning di Kabupaten Bengkalis.

Dalam dua perkara tersebut, KPK menetapkan dua orang tersangka.

Pada perkara pertama, Makmur ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi proyek peningkatan Jalan Batu Panjang-Pangkalan Nyirih di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau Tahun Anggaran 2013-2015.

Tersangka Makmur diduga bersama-sama dengan M Nasir dan Hobby Siregar dan kawan-kawan melakukan tindak pidana korupsi dalam proyek peningkatan Jalan Batu Panjang-Pangkalan Nyirih di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

Diduga kerugian keuangan negara dalam proyek ini adalah Rp105,88 miliar di mana tersangka Makmur diduga diperkaya Rp60,5 miliar.

Sedangkan pada perkara kedua, KPK menetapkan Amril dalam kasus suap atau gratifikasi terkait proyek "multiyears" pembangunan Jalan Duri-Sei Pakning di Kabupaten Bengkalis.

Tersangka Amril sebagai Bupati Bengkalis diduga menerima suap atau gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan terkait proyek tahun jamak Jalan Duri-Sei Pakning di Kabupaten Bengkalis.

KPK pun pada Jumat (17/1) kembali mengumumkan 10 tersangka baru dalam pengembangan kasus proyek jalan di Kabupaten Bengkalis tersebut.

Pertama, pada proyek peningkatan proyek peningkatan Jalan Lingkar Bukit Batu-Siak kecil (multiyears) di Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2013-2015 dengan nilai kerugian sekitar Rp156 miliar, KPK menetapkan tiga tersangka, yakni pejabat pembuat komitmen (PPK) atau mantan Sekretaris Daerah Kota Dumai dan Kepala Dinas PU Kabupaten Bengkalis 2013-2015 M Nasir serta dua orang kontraktor Handoko Setiono (HS) dan Melia Boentaran (MB).

Baca juga: KPK panggil tujuh saksi korupsi proyek jalan di Bengkalis. Siapa saja?

Kemudian kedua, terkait proyek peningkatan jalan lingkar Pulau Bengkalis (multiyears) Tahun Anggaran 2013-2015 dengan nilai kerugian sekitar Rp126 miliar. Adapun yang menjadi tersangka M Nasir, Tirtha Adhi Kazmi (TAK) selaku PPTK serta empat kontraktor masing-masing I Ketut Surbawa (IKS) Petrus Edy Susanto (PES), Didiet Hadianto (DH), dan Firjan Taufa (FT).

Selanjutnya ketiga, proyek pembangunan Jalan Lingkar Barat Duri (multiyears) Tahun Anggaran 2013-2015 dengan nilai kerugian sekitar Rp152 miliar. KPK menetapkan M Nasir dan Victor Sitorus (VS) selaku kontraktor.

Terakhir, proyek pembangunan Jalan Lingkar Timur Duri (multiyears) Tahun Anggaran 2013-2015 dengan nilai kerugian sekitar Rp41 miliar. M. Nasir dan Suryadi Halim alias Tando (SH) selaku kontraktor ditetapkan sebagai tersangka dalam proyek tersebut.

Baca juga: Giliran Ketua DPRD Riau dipanggil KPK terkait korupsi Bengkalis

Baca juga: Polda Riau koordinasi dengan imigrasi cekal Plt Bupati Bengkalis