Jayapura (ANTARA) - Komandan Korem 172/PWY, Kolonel Infantri Binsar Sianipar, mengatakan, sejak pesawat transport sedang TNI ditembak kelompok bersenjata di Kabupaten Pegunungan Bintang, mereka telah menguasai lokasi dan langsung menyiagakan anggota TNI di daerah Serambakon.
Kawasan itu, kata dia, merupakan kawasan yang dilewati pesawat transport sedang TNI itu saat akan mendarat di Bandara Oksibil.
"Kemarin pesawat milik kita yang membawa bahan bangunan dan bahan pokok milik Pemda Pegunungan Bintang, mendapat tembakan dan ada tujuh lubang bekas peluru. Kami tidak ingin hal serupa terjadi kepada pesawat-pesawat terbang lain," kata Sianipar, yang dihubungi dari Jayapura, Senin (30/3)
Ia juga menyatakan, telah terjadi kontak tembak dengan gerombolan bersenjata itu di Distrik Serambakon. Ia menyatakan, tidak ada korban jiwa dari alat negara dan mereka menguasai wilayah Distrik Serambakon.
"Anggota yang kami siagakan telah memukul mundur KKB dari distrik Serambakon, sehingga diharapkan penerbangan di bandara Oksibil dapat berjalan aman seperti biasanya. Dan sampai saat ini kami telah menguasai markas mereka," kata dia.
"Sementara itu dengan disiagakannya pasukan TNI di kabupaten Pegunungan Bintang diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat yang akhir-akhir ini banyak mendapat teror dari mereka," ujarnya.
Pewarta: Muhsidin
Berita Lainnya
Pohon tumbang di Jalan Tomang Raya akibat akar yang sudah busuk
18 April 2024 17:00 WIB
Retno Marsudi tegaskan Indonesia tak ingin melihat eskalasi konflik di Timur Tengah
18 April 2024 16:42 WIB
Sambut Hari Bakti Pemasyarakatan, Kanwil Kemenkumham Riau gelar donor darah
18 April 2024 16:28 WIB
53 rumah WNI bakal direlokasi pasca-kesepakatan batas Indonesia - Malaysia
18 April 2024 16:22 WIB
Suho EXO akan gelar konser solo pada 10 Agustus di Jakarta
18 April 2024 15:53 WIB
DPR RI dan Dubes Slovakia untuk Indonesia bahas kerja sama bidang pangan dan energi
18 April 2024 15:42 WIB
TNI AL siapkan KRI Halasan lakukan uji tembak rudal pada Latopslagab 2024
18 April 2024 15:33 WIB
Menimbang opsi terbaik untuk menjaga kestabilan kurs rupiah
18 April 2024 15:05 WIB