Pekanbaru (ANTARA) - Pencarian korban kapal karam yang terjadi di perairan Selat Malaka, tepatnya di Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, Riau pada Jumat dihadapkan dengan cuaca kurang baik yang menyebabkan gelombang tinggi .
Meskipun begitu, Kapolres Bengkalis AKBP Sigit Adiwuryanto dihubungi dari Pekanbaru, mengatakan proses pencarian sembilan korban kapal karam yang diduga merupakan calon TKI ilegal itu pada Jumat hari ini masih terus berlangsung dan belum terkendala dengan gelombang tinggi yang mencapai satu meter itu.
"Ombak sekarang di sini cukup tinggi, tapi belum mengganggu pencarian yang kita lakukan," katanya.
Memasuki hari kedua ini, proses pencarian sembilan korban kapal karam di perairan Rupat Utara, yang berada persisi di bibir jalur pelayaran internasional Selat Malaka masih terus berlangsung. Pencarian melibatkan ratusan personel gabungan terdiri dari TNI, Polri dan Basarnas Pekanbaru.
Namun, pada hari kedua ini pencarian nihil hasil hingga proses pencarian selesai pukul 18.00 WIB. Sigit menuturkan proses pencarian akan kembali dilangsungkan pada Sabtu besok.
Sementara itu, sepuluh orang korban selamat yang saat ini berada di Mapolsek Rupat akan segera dikembalikan ke daerah masing-masing. "Kita masih menunggu pihak Dinas Sosial menjemput sembilan korban WNI ini. Nantinya pihak Dinas Sosial yang akan menjemput mereka," ujarnya.
Termasuk satu WNA Bangladesh yang menjadi salah satu korban selamat akan dipulangkan ke negara asal dengan melibatkan pihak imigrasi.
Terkait jasad yang berhasil ditemukan sejak sore kemarin sudah di bawa ke RSUD Dumai. Jasad itu teridentifikasi berjenis kelamin perempuan namun belum diketahui identitas pasti korban.
Diberitakan sebelumnya sebuah kapal yang membawa puluhan calon TKI ilegal tenggelam di perairan Tanjung Medang, Rupat. Kapal nahas itu berangkat dari Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau dengan tujuan daratan Malaysia. Namun, kapal yang berangkat pada Selasa malam (21/1) itu dilaporkan karam, diduga akibat kelebihan muatan dan dihantam gelombang tinggi.
Kapten Kapal Negara (KN) RB 218 Basarnas Pekanbaru Leni Tadika mengatakan bahwa di dalam kapal kayu itu diperkirakan berisi 20 orang. Dari jumlah itu, hanya 10 orang yang ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara sisanya hilang. Pada Kamis sore kemarin seorang korban berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Rupat merupakan sebuah pulau yang berada di bibir Selat Malaka, dan selama ini dikenal sebagai pintu masuk dan keluar segala kegiatan ilegal seperti penyelundupan TKI hingga narkoba.
Sementara terkait penyebab kapal tenggelam dan jam berapa para TKI ilegal berangkat dari Rupat masih dalam penyelidikan petugas. Mereka pun saat ini fokus melakukan pencarian korban yang belum ditemukan.
Baca juga: Malaysia ikut bantu pencarian korban kapal tenggelam di perairan Riau, berikut penjelasannya
Baca juga: Tim SAR temukan satu TKI dari kapal tenggelam di perairan Riau, begini kondisinya
Berita Lainnya
FOTO - Malaysia deportasi pekerja migran korban kapal karam di Selat Melaka
03 November 2023 9:06 WIB
11 ABK selamat usai kapalnya karam di Selat Malaka
01 August 2023 10:08 WIB
Kapal asal Tanjung Balai Asahan angkut hasil pertanian tujuan Malaysia karam
31 July 2023 13:20 WIB
Nelayan di Meranti tewas usai kapalnya dihantam ombak
02 March 2023 16:24 WIB
Kapal berpenumpang tujuh orang dilaporkan karam di perairan Kepulauan Seribu
23 December 2022 13:28 WIB
Tiga unit truk berhasil dievakuasi dari KM Satya Kencana yang karam
11 November 2022 14:55 WIB
Kapal semen karam di Selat Melaka, 9 ABK selamat
24 October 2022 13:44 WIB
KSOP: Tim DLU lakukan investigasi penyebab karamnya kapal di pelabuhan Kumai
19 October 2022 17:02 WIB