Pekanbaru (ANTARA) - Warga di Provinsi Riau dibuat heboh karena kemunculan seekor induk gajah sumatera(elephas maximus sumatranus) bersama anaknya yang berjalan di tepi jalan di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Selasa.
"Dua gajah itu berjalan dengan santai di tepi jalan. Sepertinya itu induk dan anaknya," kata saksi mata, seorang warga bernama Agung (50) ketika dihubungi dari Pekanbaru.
Gajah sumatera yang merupakan satwa langka dan dilindungi itu terlihat berada di belukar sebelum akhirnya naik ke jalan aspal. Warga setempat juga sempat mengabadikan kejadian langka itu dengan gawai mereka.
Video gajah tersebut kini menyebar di media sosial. Unggahan video dua satwa berukuran bongsor itu mengundang banyak komentar di media sosial Facebook.
Seorang warga bernama Hermanto Pratap melalui akunFacebook pribadinya mengunggah dua video gajah tersebut, dan mengatakan kejadian itu tidak jauh dari Markas Polsek Mandau.
"Pagi-pagi Polsek Mandau didatangi tamu (gajah). Sepertinya mau melapor suaminya yang nggak pulang-pulang, tinggal ibu dan anaknya. Mari kita lestarikan gajah," tulis Hermanto.
Baca juga: VIDEO - Gajah mati di konsesi Arara Abadi Riau korban perburuan gading
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono, membenarkan kejadian dua ekor gajah yang berkeliaran di tepi jalan di daerah Mandau tersebut. Ia mengatakan gajah liar itu diidentifikasi adalah induk gajah yang diberi nama Seruni.
Lokasi kejadian masih berada di kawasan konservasi (green belt) PT Chevron Pacific Indonesia, yang menjadi wilayah jelajah gajah sumatera liar di Hutan Talang. Gajah Seruni dan anaknya, sebelumnya bertiga namun induk jantannya yang diberi nama Dita sudah mati beberapa waktu lalu.
"Seruni ini satu keluarga dengan gajah Dita yang belum lama ini ditemukan mati akibat luka bekas jeratan di kakinya," kata Haryono.
Ia mengatakan kejadian itu sangat wajar karena terjadi di daerah jelajah gajah, yang juga menjadi habitatnya. Dua ekor gajah tersebut juga terlihat tidak mengganggu masyarakat.
"Kawasan itu kini menjadi tempat Seruni untuk mencari makan," katanya.
Induk gajah jantan yang diberi nama Dita mati, dan bangkainya baru ditemukan pada 7 Oktober 2019. Sebelumnya, Dita dan Seruni selalu berkeliaran bersama seekor anaknya.
Menurut dia, Seruni kini lebih sensitif setelah ditinggal mati oleh pejantannya. Hal tersebut adalah sifat alami induk betina untuk melindungi anaknya ketika ada orang tak dikenal mendekati mereka.
"Sejak Dita sudah tidak ada, Seruni 'momong' sendiri sehingga dia lebih waspada kalau ada orang yang mendekati anaknya," kata Haryono.
Baca juga: BBKSDA Riau targetkan generasi milenial untuk Gerakan Cinta Bumi, begini penjelasannya
Baca juga: KLHK setujui pembangunan jaringan listrik di empat kawasan konservasi, begini penjelasannya
Berita Lainnya
Kabar gembira, anak gajah Sumatera lahir di Bengkalis
08 April 2024 20:47 WIB
Polisi periksa eksternal dan internal TNTN terkait matinya gajah Rahman
25 March 2024 22:59 WIB
Warga Pangkalan Kuras diserang gajah liar yang masuk kebun
24 March 2024 20:26 WIB
Dua bulan berlalu, polisi masih selidiki kematian gajah Rahman dengan periksa 12 saksi
18 March 2024 19:25 WIB
Menyapa kembali gajah-gajah Sumatera di Taman Nasional Way Kambas, Lampung
27 January 2024 14:48 WIB
Gajah di TNTN mati dengan gading hilang
11 January 2024 14:33 WIB
Dua gajah liar masuk ke pemukiman di Pelalawan lantaran banjir
08 January 2024 16:40 WIB
Kabar baru, jumlah gajah Sumatera liar di Riau bertambah
14 December 2023 18:01 WIB